2.5

344 20 3
                                    

"Oh jelas, gue gak ngayal. Catatan keburukan ekskul lo itu di atas catatan prestasi kalian." Ucap Denira lagi.

"ARGA! CEPAT!"

Sontak semuanya langsung melihat ke arah sumber suara. Seorang siswi dengan santainya menarik tangan Arga agar segera menuju gudang belakang sekolah.

"Ayo Ar, semakin gak kondusif." Ucapnya.

Arga berhenti sejenak menatap Vanya. "Pulang sekolah bareng." Ucapnya dingin.

Bukannya menjawab, Vanya hanya menatap Arga yang sudah menjauh dengan tatapan kosong.

"Hey! Ayo makan." Ajak Farel karena Vanya tidak melakukan pergerakan sedikit pun.

"Iya iya." Jawab Vanya sambil duduk kembali. Tak lama Vanya mengangkat tangannya memanggil pelayan.

"Mba, yang ini tolong dibungkus aja ya." Ucap Vanya sambil menunjuk sepiring batagor milik Arga. "Makasih." Lanjut Vanya.

Mereka langsung melanjutkan makannya kembali. Hanya butuh waktu 10 menit untuk mereka menghabiskan makanannya.

"Eh Van, lo mau ikut kumpulan?" Tanya Denira.

Vanya mengangguk. "Kalau sempat. Gue ada urusan dulu sama Farel. Kumpulan nya dimana?" Tanya Vanya.

"Tadi sih katanya diruang OSIS. Tapi gak tau deh Devin, nanti gue kabarin lagi." Jawab Ressa.

"Okay deh, ya udah gue cabut duluan ya? Yuk Rel." Ucapnya sambil berdiri dari duduknya, mengambil sebuah plastik yang berisi satu porsi batagor milik Arga.

"Kita juga mau cabut kok, bentar lagi. Nih nunggu adik lo yang satu ini." Jawab Ressa sambil menatap Dhea kesal. Yang ditatap tetap santai memakan es krim nya.

Vanya terekeh. "Ya udah duluan, bye."

Vanya dan Farel mulai jalan beriringan. "Ke parkiran dulu ya?" Ucap Vanya dan Farel hanya mengangguk mengikuti kemana Vanya berjalan.

Setelah menemukan mobilnya, Vanya langsung membuka mobilnya dan mencari tas kecil di sana.

"Nah!" Ucap Vanya setelah menemukan apa yang dia cari.

"Nih," ucap Vanya sambil memberikan sepasang kaus kaki putih yang masih baru pada Farel.

Farel mengangkat alisnya bingung. "Ini kaus kaki Rel, masa lo gak tau? Ini kaus kaki putih, makannya kalau beli kaus kaki tuh jangan yang warna-warni terus." Bawel Vanya.

Farel memutar bola matanya malas. "Ya gue tau, gue tau ini kaus kaki, warna putih. Maksudnya lo ngasih gue ini buat apa?" Tanya Farel lagi.

Vanya tersenyum tipis. "Buat dijual lagi."

Sontak Farel langsung menyimpan kembali kaus kaki itu ke atas jok mobil Vanya. "Dih apaan? Gue bukan salesman. Enak aja."

"Ya lo pikir aja. Ini kaus kaki buat apaan selain buat dipake di kaki?" Tanya balik Vanya.

"Ya tap---

"Cepat duduk, ganti kaus kakinya. Kaus kaki lo itu simpan aja dulu di mobil gue, kan sama aja bohong kalau bawa kaus kaki itu ke ruang OSIS." Jelas Vanya.

Farel mulai duduk di jok mobil Vanya dan mengganti kaus kakinya. "Gak usah, bawa aja. Gue masukin saku celana."

"Dih polos banget lo, keliatan lah bambang. Udah simpan aja disini, nanti pulang lo ambil di mobil gue. Gue cuma kasihan aja sama lo, kalau kaus kakinya diambil nanti koleksi kaus kaki rainbow lo berkurang." Jelas Vanya lagi.

Farel mengangguk mengerti. "Ya udah gue simpan disini."

"Eh inget ya, gue belain lo bukan berarti nama lo gak ditulis dibuku pelanggaran. Ikut gue ke ruang OSIS sekarang." Ucap Vanya sambil menutup pintu mobilnya dan menguncinya saat Farel sudah turun.

"Siap, nurut aja." Jawab Farel sambil mulai berjalan mengikuti Vanya.

"Eh mau kemana?" Tanya Farel saat memasuki koridor IPS.

"Kelas Arga dulu ya? Dia belum makan." Ucapnya sambil menunjuk me bungkus makanan yang tadi ia pegang. 

Farel mengangguk. "Okay. Gue tunggu disini." Ucap Farel sambil berdiri didepan pintu kelas Arga.

Vanya mengangguk dan langsung masuk me dalam kelas Arga.

Vanya tidak melanjutkan jalannya. Ia berhenti di sebelah Farel. Merasa ada yang aneh, Farel membalikan badannya.

Kelasnya kosong, hanya ada Arga dan seorang siswi yang tadi menarik Arga, sedang membujuk Farel pulang lebih awal. "Kamu pulang aja deh ya? Aku yang ijin, aku juga deh yang anterin kamu pulang. Ya?"

"Gak Din, gue masih ada urusan." Jawab Arga lemah.

"Urusan apa lagi sih? Vanya? Cewek manja itu? Hah? Sadar dong Ar, mau sampai kapan? Aku gak mau cuma jadi secret lo doang." Ucapnya seperti emosi.

Vanya langsung berjalan cepat menuju tempat ia berdiri dan,

"Andin?" Ucap Vanya sambil membaca name tag nya. "Gue gak manja Din. Lo aja yang ngarep." Ucap Vanya sambil menunjuk Andin dengan jari telunjuknya.

"Nih, makan. Lo belum makan kan? Makan ya. Permisi." Ucap Vanya pada Arga sambil meletakan makanan yang ia bawa tadi atas meja dengan sedikit keras.

"Van tunggu!" Ucap Arga ingin mencegah Vanya pergi, namun cekalan tangan Andin menghentikan aksinya.

Vanya mengangguk ke arah Farel. "Ayo Rel." Ajak Vanya saat melihat Farel terdiam di depan pintu menyaksikan semuanya.

🍃🍃🍃

Gimana nih puasanya?
Yuk semangat yuk:)

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang