0.8

743 29 0
                                    

Farel berjalan dengan muka kesalnya menuju UKS sambil membawa sekotak bubur.

Farel terdiam sejenak saat melihat Vanya dan seorang lelaki di dalam uks sana yang sedang mengobrol.

Farel mengedikan bahunya tak peduli. Ia tetap berjalan dan masuk ke dalam uks tanpa mengetuk atau memberi salam terlebih dahulu.

"Nih." Ucap Farel sambil memberikan kotak bubur itu didepan Vanya dan Arga

Arga langsung menatap Farel tajam. "Apa ini?" Tanya Arga tegas.

Farel yang merasa kotak itu tidak diterima pun langsung di simpan di atas brankar, tepatnya sebelah kaki Vanya.

"Bubur. Makan. Habisin." Jawab Farel dingin tanpa melihat mata Arga.

Mata Vanya berbinar. "Bubur? Makasih banyak Farel." Ucap Vanya.

"Oh jadi lo yang namanya Farel? Cowok yang terkenal suka modusin cewek? Sekarang lo mau modusin cewek gua gitu? Hah?!" Ucap Arga yang sudah mulai emosi.

Vanya bisa melihat urat yang ada di rahang Arga sudah keluar, yang itu artinya ia sedang memedam amarah.

Vanya meraih tangan Arga saat tangan itu akan melayang ke muka Farel. "Ar! Dia cuma kasih bubur, kamu tau kan, aku pengen bubur karena perut aku gak mungkin di isi nasi dulu. Dia udah keluar sekolah buat beliin aku bubur loh. Harusnya kamu terima kasih sama dia." Ucap Vanya menenangkan dan menengahi.

Arga tertawa meremehkan. "Iya dia bela-belain belain keluar sekolah buat beli bubur, itu artinya dia peduli sama kamu. Dia modusin kamu, tapi kamunya gak sadar."

Farel berdehem. "Sorry, gue keluar beli bubur di suruh sama bu Sari." Ucap Farel tak peduli seolah-olah baik-baik saja. Dengan wajah santainya, Farel berjalan keluar dari UKS.

Arga yang nampaknya sudah sangat emosi pun langsung ingin mengejar Farel namun tangannya kembali di tahan oleh Vanya.

"Ar! Aku gak mau ya kamu di skors lagi cuma karena masalah sepele kayak gini." Ucap Vanya tegas dengan tatapan memohonnya.

🍃🍃🍃

"Farel!"

Merasa namanya terpanggil, Farel membalikan badannya dan langsung mengangkat sebelah alisnya bingung.

Vanya tersenyum. "Makasih ya, buburnya." Ucap Vanya sambil memberikan kembali kotak bubur tadi.

Farel menggeleng. "Buat lo aja." Jawabnya sambil membalikan badan.

"Rel, maaf ya. Arga emang gitu orangnya." Ucap Vanya meminta maaf.

Farel menganggukan kepala pelan. "Cowok lo?"

Vanya tersenyum dan mengangguk.

"Van! Ayo!" Teriak Ressa dari depan pintu ruang osis.

Vanya mengangkat jempolnya ke Ressa. "Sekali lagi makasih ya, maaf juga."

Setelah itu Vanya berlari kecil menuju ruang osis, dan Farel mengangkat bahunya tak peduli sambil berjalan menuju kantin.

🍃🍃🍃

"Lo tega banget sih." Bisik Vanya ketika sampai ruang osis dan duduk sebelah Denira.

Denira menatap Vanya. "Tega apaan?" Jawab Denira berbisik juga.

"Lo suruh gue rapat Ra. Lo gak liat gue lagi sakit?" Ucap Vanya pembelaan.

Ketukan pintu membuat perhatian semua orang fokus kepadanya. Devin. Dia yang mengetuk pintu dan ijin masuk. Devin langsung duduk di sebelah Vanya.

"Kok lo disini?" Bisik Devin pada Vanya.

Vanya menatap Devin bingung. "Emang kenapa?"

"Kan katanya lo pingsan tadi. Sampai gak masuk kelas seharian." Bisik Devin lagi.

Denira menyikut lengan Vanya dan melototkan matanya ke arah Devin, karena Denira akan membuka rapat sore hari ini.

Vanya melototkan matanya balik ke arah Denira dan tersenyum terpaksa.

🍃🍃🍃

Vote.

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang