0.3

1.2K 46 4
                                    

Pelajaran hari ini telah selesai. Para murid berlomba-lomba menuju gerbang sekolah untuk pulang atau nongkrong, entahlah.

Vanya dan Ressa berjalan menuju ruang OSIS sambil mengobrol tentang materi yang akan disampaikan oleh Vanya pada kumpulan OSIS hari ini.

"Van! Belum pulang?" Teriak Arga.

"Loh, kamu juga belum pulang?" Tanya balik Vanya saat Arga ada di depannya.

Ressa yang melihat perubahan muka Arga pun langsung menyenggol pelan sikut Vanya.

"Ehm, aku masih ada kumpulan OSIS. Kamu duluan aja, kayaknya lama." Jawab Vanya sedikit gugup.

Arga mengangguk. "Aku tungguin aja ya?"

Vanya menggeleng. "Gak usah gapapa. Duluan aja, aku bisa pulang bareng Ressa atau minta jemput." Jawab Vanya sambil melirik Ressa.

"Serius?" Tanya Arga memastikan dan Vanya mengangguk.

Arga menatap Ressa tajam. "Gue titip Ressa sama lo." Ucapnya tegas.

Ressa mengangguk cepat. "Iya Ar." Jawabnya pelan.

Arga mengelus lembut kepala Vanya. "Aku pulang ya! Bye!"

"Bye!" Jawab Vanya sambil mengangkat tangannya.

"Ayo ke ruang OSIS!" Ucap Vanya dan berjalan duluan.

Ressa menghembuskan nafasnya keras sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. "Sumpah, kayak monster." Ucapnya sambil bergedik ngeri.

"SA! AYO" Teriak Vanya yang ternyata sudah jauh darinya. Dengan cepat Ressa berlari menghampiri Vanya.

🍃🍃🍃

"Ya udah, segitu dulu yang bisa gue sampaikan hari ini. Kurang lebihnya nanti gue atau Devin chat di grup." Ucap Vanya menutup kumpulan OSIS sore hari ini.

Setelah semua bubar, Vanya mengunci ruang OSIS ditemani oleh Ressa.

"Lo jadi kan pulang bareng gue?" Tanya Ressa saat mereka berdua berjalan menuju parkiran.

Vanya mengangguk. "Jadi dong, yuk!"

"Van! Res!"

Dengan kompak keduanya melihat ke arah yang sama. "Devin?"

"Kok lo ke sekolah lagi? Mau ngapain?" Tanya Ressa bingung.

Devin terkekeh. "Laptop gue ketinggalan di loker. Oh iya, gimana tadi? Lancar?" Tanyanya.

Vanya dan Ressa mengangguk bersama. "Syukur deh kalau gitu. Kalian nunggu siapa?"

"Enggak nunggu. Ini mau pulang. Vanya pulang sama gue." Jawab Ressa.

Devin mengangguk. "Ya udah hati-hati ya! Gue masuk dulu!" Ucap Devin.

Baru saja Devin berlari, teriakan Ressa menghentikan langkahnya. "Devin!"

Devin pun berjalan kembali berbalik arah. "Apa?"

"Lo tau bengkel deket sini gak?" Tanya Ressa sambil sesekali menelpon bengkel langganannya.

"Gak ada bengkel deket sini, ada bengkel paling 30 menit dari sini. Emang kenapa Sa?" Tanya Devin sambil mengecek ban satu persatu.

Ressa menggeleng. "Gak tau gue. Gak ngerti. Tapi kayaknya bulan ini belum di service, makannya gitu." Jawab Ressa setengah panik.

"Terus gimana? Udah setengah 6 ini, angkutan umum juga udah gak ada." Tanya Devin.

"Kita pesen taksi online aja." Usul Vanya.

Devin pun langsung mengusulkan pendapatnya. "Sama gue aja, gue bawa mobil."

"Cakep!" Jawab Ressa bersemangat.

"Ya udah kalian tunggu disini aja, gue ke loker dulu." Ucap Devin.

Sepeninggalan Devin, Vanya langsung menghampiri Ressa yang tengah mengambil tasnya dari dalam mobil.

"Sa! Kita kan bisa minta jemput, atau naik taksi online." Keluh Vanya.

Ressa menatap Ressa sekilas. "Gapapa kali. Sekali-sekali ada cowok yang anterin gue pulang. Kan gue jomblo." Ucap Ressa sok imut.

Vanya menatap Ressa jijik. "Dih, suruh siapa galak jadi cewek, makannya lo jomblo terus tuh."

"Kok lo ngejek gue?"

"Sorry nih, gue bukan ngejek. Tapi emang kenyataan." Jawab Vanya sambil memeletkan lidahnya.

"Oh galak nih?" Ucap Devin dari belakang.

"Iya nih galak, serem gue." Ucap Vanya memanas-manasi.

Devin terkekeh. "Tapi kok ke gue, gak galak?" Tanya Devin heran.

Vanya menahan tawa saat melihat ekspresi muka Ressa yang sedang memikirkan jawaban.

Ressa menatap Vanya dengan mata tajamnya, lalu tersenyum kepada Devin. "Iya, karena lo gak rese. Kalau rese gue pasti galak." Jawab Ressa pelan.

Devin menganggukkan kepalanya. "Ohh, ya udah yu. Keburu malam." Ajaknya sambil berjalan mendahului.

Tawa Vanya pecah saat Devin masuk ke dalam mobil. "Makan tuh galak!" Ucap Vanya di sela tawanya.

"Sialan lo!"

🍃🍃🍃

Minggu, 24 Mei 2020

Author mau ngucapin

Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kulla 'amin wa antum bikhoir

Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon maaf lahir dan batin

Ketika jarak menghalangi untuk bersalaman, ketika tubuh tak mampu untuk merengkuh. Maka, hanya kata-kata yang bisa dikirimkan untuk mewakili permintaan maaf.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H.

Love ♡

Salma Yulianti dan keluarga

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang