"Vanya!" Panggil Ressa saat ia melihat Vanya di salah satu toko.
Vanya menengok. "Lo kok gak bilang mau kesini?" Tanya Vanya terkejut.
"Nganter nyokap, biasa tiba-tiba. Sama siapa lo?" Tanya Ressa balik sambil celingukan.
"Arga. Dia lagi nyari parfum kayaknya." Jawab Vanya yang masih sibuk memilih shade lip cream.
Ressa melototkan matanya. "Arga?" Ulangnya sambil mendekati Vanya.
Vanya mengangguk. "Dah baikan lo?" Tanya Ressa dan Vanya mengangguk lagi.
"Kok bisa?" Tanyanya lagi.
"Panjang ceritanya, nanti aja malam gue ceritain ke kalian, sekalian." Jawab Vanya santai.
Ressa masih tak percaya. Ia terus mengikuti kemana Vanya berjalan. "Serius? Tadi kan berantem, terus juga tadi lo sama Farel kan?"
Vanya mengangguk lagi. "Ih lo mah! Gue nanya!" Ucap Ressa kesal.
"Iya kan emang iya gue sama Arga, gue ceritain nya nanti aj---
"Gue khawatir tau sama lo!" Ucap Ressa dengan nada yang sedikit tinggi.
Vanya menatap Ressa. "Gue gak apa-apa Re, im okay. Liat gue, gue baik-baik aja."
Ressa menggeleng. "Mata sama sikap lo gak bisa bohongin gue Van."
"Eh ada Ressa, halo Re?" Ucap Arga yang tiba-tiba muncul dengan senyumnya.
Ressa membuang mukanya ke arah lain, sedangkan Vanya berjalan mendekati Arga dan berdiri disebelahnya. "Ar, aku pulang sama Ressa ya? Kamu duluan aja." Ucap Vanya pelan.
Arga langsung menggeleng. "Enggak Van! Kamu pulang sama aku. Lagian Ressa kesini sama siapa?"
"Sama mamanya Ar." Jawab Vanya lebih pelan.
"Tuh kan? Yaudah, pulang sama mamanya aja. Aman kok dia, yakali ilang. Kan gak mungkin." Ucap Arga sambil menatap Ressa sinis.
Vanya menggeleng. "Bukan gitu. Aku ada urusan sama Ressa, sama Denira, Dhea juga kok."
"Udah malam Vanya. Mau apa sih kalian? Mau gossip? Gak bisa besok? Sepenting itu?" Tanya Arga.
Vanya menggeleng lagi. "Enggak gitu Ar. Ya kita ngobrol santai aja sambil minum jus, makan martabak."
"Nongkrong? Itu kan intinya? Lo tuh udah punya cowok. Nongkrongnya ya sama gue. Bukan sama temen-temen lo yang jomblo buat cari cowok." Ucap Arga yang sudah naik pitam.
Arga mengelus kepala Vanya sekilas. "Cepat belanjanya. Gue tunggu di depan." Ucapnya lalu melengos pergi.
Namun sebelum benar-benar pergi, Ressa memanggilnya. "Arga!" Arga kembali menengok. "Jangan egois, masalah belum kelar lo keluar. Dasar ce---
Vanya melototkan matanya. Menarik tangan Ressa. "Sstt! Udah Re, ayo."
"Gue tunggu di mobil." Ucap Arga sambil melengos pergi dan benar-benar menghilang dari pandangan Vanya dan Ressa.
Vanya melirik Ressa yang masih setia menatap tempat Arga berdiri tadi dengan tatapan sinis. "Udah Re, biarin. Gue gak apa-apa."
Ressa beralih menatap Vanya. "Gue yang apa-apa Van. Gue kasihan sama lo."
🍃🍃🍃
"Eh tante, apa kabar tan?" Sapa Vanya ketika bertemu mamanya Ressa.
Ia tersenyum dan mengangguk. "Baik, kamu gimana kabarnya?"
Vanya mengangguk. "Baik tante."
"Kamu sendiri kesini?" Tanyanya khawatir.
"Enggak kok, aku bareng Arga. Dia nunggu di mobil." Jawab Vanya disertai kekehan.
Drtt drtt
Handphone yang sedang di genggam Vanya bergetar, tanda ada telepon masuk. Vanya melirik sekilas ke arah handphone mya.
"Langgeng ya? Semoga selalu rukun ya." Ucap mamanya Ressa sedikit bergurau.
Vanya terkekeh canggung. "Iya tan, semoga." Jawabnya sambil menatap Ressa yang juga sedang menatapnya.
"Mama kamu apa kabar? Ada di rumah? Tante mau ketemu." Tanyanya.
"Ohh, mama baik tante. Sekarang mama ikut sama papa ke LA, jadi nanti kalau mama pulang pasti Vanya kabarin tante." Jawab Vanya.
"Sendiri dong di rumah?" Tanyanya khawatir lagi.
Vanya menggeleng pelan. "Enggak sendiri kok tan, kebetulan bang Gibran pulang jadi ada temen. Ya meskipun dia pulangnya selalu malam." Jawab Vanya disertai tawa kecilnya.
"Kamu, kalau kesepian ke rumah aja. Biar saling ada temen. Atau sekali-kali Ressa yang ke rumah kamu. Biar gak bosen." Ucapnya.
Ressa tertawa. "Gak disuruh juga pasti ma. Kita pasti saling temenin kok."
"Aku duluan ya tan? Keburu malam." Ucap Vanya pamit sambil mengulurkan tangannya menyalimi tangan mama Ressa.
"Udah malam kali Van." Ucap Ressa pelan dan cubitan kecil dari Vanya sebagai responnya.
Mamanya Ressa tersenyum. "Hati-hati ya Vanya. Bener nih gak mau bareng kita?" Tanyanya sekali lagi. Vanya menggeleng pelan sambil menggeleng. "Gak tante, makasih. Next time deh, ya udah duluan ya? Bye! Bye tante!" Ucapnya lalu berlari kecil menghampiri mobil yang terparkir diseberangnya.
"Mama khawatir lho Re." Ucap mama nya Ressa pada Ressa saat melihat Vanya masuk ke dalam mobil itu dan langsung melenggang pergi.
Ressa mengangguk. "Apalagi Ressa ma." Ucap Ressa sendu dan khawatir.
"Cerita sama mama mau? Siapa tau mama bisa bantu?" Tanyanya dan Ressa mengangguk.
🍃🍃🍃
Sampai jumpa mingdep readers!
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif
Teen Fiction📌[ON GOING] "Jangan suka melarangku, karena aku manusia, aku makhluk sosial, aku butuh orang lain." ~ Hai! Kamu? Iya kamu. Kamu yang baca deskripsi ini, ayo baca cerita ku ini, semoga kamu suka ya! Jangan lupa vomment! Makasiiii! Wufyu! ❤ Rank 🎉...