0.6

976 31 0
                                    

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang terbuka membuat Vanya bangun dari tidurnya.

"Ayo bangun Van, jam berapa ini? Nanti kesiangan loh. Kamu kan harus naik angkot atau bus." Ucap Lia sambil membuka pintu dan jendela agar udara segar pagi hari dapat masuk.

Vanya menerjapkan matanya berkali-kali, menguap, baru duduk. "Angkot? Emang mobil aku semalam gak di anterin sama bengkel?"

Lia menggeleng. "Udah sana cepat mandi." Ucap Lia sambil menarik Vanya dari sofa.

Vanya berjalan menuju kamarnya, mengambil handuk dan masuk ke dalam toilet. Butuh waktu 15 menit untuk Vanya menyelesaikan semuanya. Vanya turun dengan masih memakai dasinya.

"Ayo Van, sarapan dulu!" Teriak Lia saat melihat Vanya keluar dari kamarnya.

"Udah siang nih ma, Vanya sarapan di sekolah aja ya! Bye mama!" Jawabnya sambil memakai sepatu.

Baru saja Lia ingin memperingati Vanya, Vanya sudah terlebih dahulu berlari keluar rumah.

Berjalan menuju halte, menunggu bus atau angkot. 10 menit Vanya menunggu, dan yang di tunggu pun tak kunjung datang.

Bus dan angkot yang lewat pun sudah penuh. Ojek online pun mencari pengemudi terus menerus.

"Wakil ketua OSIS macam apasi gue ini? Jam segini belum sampai sekolah." Ucapnya kesal sambil mengetuk-ngetuk jam tangannya.

Vanya menerjapkan matanya berkali-kali. Kepala Vanya terasa berat, pandangan matanya menjadi buram. Ini akibatnya jika Vanya tidak sarapan.

Vanya mulai berpegangan pada tiang halte dan setelah itu ia tidak tahu lagi bagaimana.

🍃🍃🍃

"Kok Vanya bisa pingsan sih? Lo ya?" Ucap Ressa sambil menunjuk seorang lelaki yang membawa Vanya tadi ke UKS.

Lelaki itu menautkan alisnya bingung dan mengedikan bahunya.

"Ya ampun Vanya!" Ucap Dhea histeris saat ia melihat Vanya terbaring di brankar UKS.

Ressa menutup telinganya. "Berisik Dhea." Ucap Ressa kesal. "Denira mana?" Lanjutnya.

Dhea menatap ke arah pintu UKS. "Tuh."

"Heh lo! Farel kan lo? Di tunggu di ruang bk, sekarang." Ucap Denira tegas pada Farel.

Farel berjalan meninggalkan UKS tanpa sepatah kata apapun. "Gila ya, tu orang gak punya akhlak banget." Maki Ressa.

Who is farel? Do you remember something? The man who parked the motorcycle carelessly and argued with Vanya? Yes that is it.

Dhea menatap Denira bingung. "Lo kenal?"

Denira mengedikkan bahunya tak peduli. "Siapa dia? Gue liat mukanya aja gak pernah." Ucapnya ketus sambil menghampiri Vanya.

Denira adalah sahabat Vanya, Ressa dan Dhea. Ya mereka empat sahabat yabg terkenal tegas di sekolah. Denira mempunyai kedudukan di sekolah lebih dari Vanya, yaitu ketua MPK . Bisa dibayangkan garangnya Denira? Ya meskipun ia wanita, ia sangat pembarani.

"Van, bangun dong." Rengek Ressa.

Dhea menatap jijik Ressa sambil spontan mencubit pipinya.

"Sakit Dhea!" Ucap Ressa kesal sambil mengelus-elus pipinya yang memerah.

"Lagian lo sih, sebel banget gue liatnya, jibang!" Sewot Dhea.

Ressa balik mencubit pipi Dhea. "Dih, lo yang jibang."

"Aduh apasi? Kalian berisik banget!" Ucap Denira pada akhirnya.

"Berisik oy--"

"VAN!" Pekik mereka bersamaan saat Vanya siuman dan sudah berbicara mengomeli mereka.

🍃🍃🍃

Denira ratu garang is coming yay!
Denira ini salah satu tokoh request an loh...
Vote!

Yang belum tau MPK apa, sini author kasih tau, hehehe.

MPK itu atasannya OSIS gitu di sekolah. Mengawasi kinerja OSIS.

Yang aku tau, dari pembina ke MPK, terus MPK ke OSIS gitu, dari OSIS baru ke siswa, hehehe maaf kalau salah.

Mau lebih detail, ke google aja:)

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang