"Bye! Makasih ya Dev!" Ucapan terima kasih Ressa saat sampau di depan rumahnya.
Devin mengangguk. "Iya sama-sama. Ya udah kita lanjut jalan ya? Kasihan Vanya ke malam an." Ucap Devin.
"Iya, hati-hati ya! Awas lo Dev kalau macam-macam. Gue hajar lo!" Ancam Ressa.
Vanya menjitak kepala Ressa. "Berisik lo, udah sana turun, gue mau balik!" Ucap Vanya kesal karena Ressa belum turun juga dari mobilnya.
"Sakit ege!" Balasnya sambil menjitak balik Vanya. "Ya udah gue turun, bye!" Lanjutnya.
Devin terkekeh melihat kelakuan mereka. "Van, lo di depan aja sini." Ucapnya sambil menepuk jok sebelahnya yang kosong.
Vanya menggeleng. "Gapapa, gue dibelakang aja."
"Gue bukan supir lo kali Van, ayo di depan gapapa. Biar kita ngobrolnya lebih enak." Bujuk Devin.
Ressa mengangguk semangat. "Iya Van! Lo di depan, kan dia bukan supir lo." Perintahnya.
Vanya menghembuskan nafasnya pelan. Kepala dia mengangguk dan duduk sebelah Devin.
Setelah 10 meter dari rumah Ressa, mereka berdua terdiam sampai Devin harus memulai obrolan.
"Tumben Arga gak nungguin? Latihan?" Tanya Devin basa-basi.
Vanya memalingkan wajahnya dari kaca menjadi menatap Devin. Vanya tersenyum. "Dia tadi nungguin, cuma gue suruh pulang duluan aja. Kasihan kalau dia harus nunggu aku kumpulan. Nanti bosen." Jawab Vanya.
Devin mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh gitu. Kita kemana dulu nih? Gue lapar btw, dari istirahat tadi belum makan."
Vanya menganga kaget. "Serius lo? Kok gak bilang? Tau gitu tadi lo makan dulu aja." Ucap Vanya cukup panik.
Devin tersenyum tipis. "Gapapa kok, gue gak---"
"Gapapa gimana? Nanti kalau asam lambungnya kambuh gimana? Lo makan di rumah gue. Gak ada penolakan." Ucap Vanya terkesan memaksa.
"Gapapa gue makan di restoran atau pinggir jalan aja. Lo kan harus istirahat." Jawab Devin tak enak hati.
"Gak. Pokoknya lo makan di rumah gue. Lagian 1 menit lagi sampai. Ngapain harus makan di tempat lain kalau di rumah gue ada banyak makanan." Jelas Vanya.
Devin tersenyum kikuk. "Gue gak enak Van."
"Gue yang minta, gue yang maksa." Ucap Vanya membuat Devin terdiam dan mengangguk.
Vanya menatap layar handphonenya yang menyala menandakan ada pesan masuk. Vanya menghembuskan nafasnya lalu membacanya.
Arga♡
Udah pulang?
Vanya memalingkan pandangannya dari handphone ke depan, menunjukan yang mana rumahnya.
"Ini Dev!" Ucap Vanya sambil menunjuk salah satu rumah. "Masukin aja ke garasinya, mobil gue lagi di bengkel. Bentar gue buka dulu." Lanjutnya.
Sementara Vanya membuka pagarnya sendiri karena kebetulan satpamnya sedang libur, Devin melihat room chat Vanya dengan Devin yang tidak sengaja ia lihat karena layar handphone Vanya menyala dan tertinggal di jok.
Arga♡
Udah pulang?
Sama siapa?
Hati-hati ya
Kalau ada apa-apa hubungin aku
Istirahat jangan begadang, nanti besok kesiangan
"Devin!" Teriakan Vanya menyadarkan Devin yang sedang membaca pesan dari Arga.
"Iya iya!" Ucap Devi lalu memarkirkannya di garasi mobil Vanya.
"Yuk masuk!" Ajak Vanya.
Devin menghentikan langkahnya. "Bentar Van!" Vanya pun berhenti dan menatap Devin yang ada dibelakangnya.
"Apa?"
"Lo sendiri?" Tanya Devin pelan.
Vanya tersenyum dan menggeleng. "Enggak. Ada mama di dalam. Lagian kalau gak ada mama, gue gak pernah ajak temen cowok masuk."
Devin mengangguk-anggukan kepalanya. "Kalau Arga?" Tanya balik Devin.
🍃🍃🍃
Hei! Kamu, iya kamu yang baca tapi gak vote, vote dong...
Author mau bilang, kalau author mau hiatus cerita ALONE dulu nih, mau fokus PAT/UKK, ya meskipun daring, tetep aja gak waktu buat nulis.
Tapi Posesif tetap upload kok, soalnya kan hari Minggu. Love In Silence udah 1k, yey! Makasih ya! Tapi vote nya belum memenuhi syarat nih, kalau udah, kapan pun itu pasti upload part #40
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif
Teen Fiction📌[ON GOING] "Jangan suka melarangku, karena aku manusia, aku makhluk sosial, aku butuh orang lain." ~ Hai! Kamu? Iya kamu. Kamu yang baca deskripsi ini, ayo baca cerita ku ini, semoga kamu suka ya! Jangan lupa vomment! Makasiiii! Wufyu! ❤ Rank 🎉...