2.9

281 16 9
                                    

Sudah satu jam Vanya menunggu Farel didalam mobil. Bosan sudah pasti. Maka dari itu, Vanya ingin keluar dari dalam mobil untuk sekedar ke kantin membeli minum atau cemilan ringan.

Baru saja Vanya ingin keluar, tiba-tiba ada dua orang yang sedang berdebat. Terlihat jelas bahwa cewek sedang mengejar cowok. Dan berhentilah mereka, berdiri tepat di sebelah mobil Vanya.

Awalnya Vanya kira, bukan urusannya. Tapi semakin orang itu mendekat dan berdiri tepat di sebelahnya ia duduk, baru Vanya mulai khawatir.

Beruntung kaca mobil mamanya ini berwarna hitam. Sehingga menyulitkan mereka untuk mengetahui ada orang atau tidaknya di dalam sini.

"Aku gak kenapa-kenapa Dev!" Ucap-ya, Vanya mengenal perempuan ini. Vanya ingat, dia Andin.

Cewek yang bersama Arga di uks tadi. Tapi kenapa dia berusaha meyakinkan, Devin?

"Terserah deh, terserah lo. Pokoknya, gue gak mau tanggung jawab. Gue pulang dulu, jaga diri lo baik-baik." Ucap Devin yang Vanya rasa ia sudah sangat marah.

Devin berjalan menuju motornya, meninggalkan Andin yang sedang menatap Devin dengan tatapan rasa bersalah dan tidak enak hati.

Tadinya, Vanya akan turun untuk sekedar basa-basi. Tapi ternyata ada seorang lelaki yang datang menyusul Andin ke parkiran.

"Bisa sekarang?" Tanya Arga.

Ya. Arga yang menghampiri Andin. Andin mengangguk. "Ayo!" Jawab Andin yang tiba-tiba bersemangat.

Arga berjalan terlebih dahulu menuju motornya, diikuti Andin dan langsung duduk di jok belakang motor Arga. Menancap gas keluar dari lingkungan sekolah.

Vanya tersenyum tipis. "Gak guna gue disini. Gue kayak orang bego. Gue ngeliat Arga sama Andin, tapi gue diam aja. So proud of you Vanya." Ucap Vanya pada diri sendiri.

Okay. Mood Vanya sudah rusak sekarang. Jadi, ia memutuskan untuk turun menghampiri Farel di lapang basket.

Berjalan sendiri melewati lorong kelas yang sudah sepi. Ketika melewati lorong kelas 10, seketika mereka bubar karena melihat Vanya berjalan dengan muka datarnya.

"Mau pulang kok kak, permisi!"

"Pulang duluan kak, mari!"

Begitulah ucapan mereka saat Vanya berjalan melewatinya. Vanya hanya mengangguk sebagai jawaban tanpa ekspresi. Vanya tidak mau marah-marah sekarang. Lagian, bukan jadwal Vanya piket mengelilingi sekolah menyuruh pulang, hari ini jadwal Devin. Tapi ya, Devin pergi.

Vanya masuk ke dalam lapang indoor. Melihat Vanya datang, Farel pun bergegas berlari menepi menemui Vanya.

"Kenapa?" Tanyanya simple.

"Bosen lah, lo pikir gue gak bosen? Lo enak main basket, gue kesal nunggu tau." Jawab Vanya tidak seperti biasanya.

Farel menganggukan kepalanya mengerti. "Ya udah, kita balik sekarang." Ucap Farel sambil mulai mengemasi barang-barangnya.

Vanya melotkan matanya. "Ya gak gitu juga. Lo selesai in aja dulu ekskul nya. Maksud gue, ya gue bosen aja gitu diam sendirian." Ucap Vanya mengkoreksi ucapan sebelumnya.

"Oh ya udah, ikut main basket aja. Biar gak bosen, ya kan?" Tawarnya.

Vanya melototkan matanya kembali. "Gila ya lo. Gue kan lagi sakit. Udah deh, gue tunggu dikantin." Ucap Vanya malas.

"Emang masih pada buka? Udah tutup kali." Teriak Farel saat Vanya sudah berjalan menuju kantin. Vanya hanya menaikan jempol tangan kanannya ke atas kepala sebagai jawaban.

"Ada yang aneh." Ucap Farel sambil mengedikan bahunya tak acuh, dan kembali bermain basket.

"Eh neng Vanya, belum pulang?" Tanya bibi penjual batagor yang sedang membereskan gerobaknya.

Vanya menggeleng. "Bi, mau pulang?"

"Iya-iya lah, masa mau nginep?" Tanya balik.

Vanya tersenyum canggung. Jelas-jelas lagi beres-beres, ya pasti mau pulang lah.

"Oh iya bi, kok tumben udah pada tutup?" Tanya Vanya mencairkan suasana.

"Liat jam dong neng, ini jam berapa?" Tanya balik lagi.

Dengan santai Vanya mengangkat tangannya melihat jam. Vanya tersenyum canggung lagi. "Hehe, jam setengah enam sore sih bi."

Bibi itu hanya tersenyum dan kembali melanjutkan acara beres-beres nya. "Bi, ada minum?"

"Kalau minuman ada, kan di kulkas. Mau minum apa?" Tanyanya.

"Air mineral aja bi, 2 botol ya!" Ucapnya.

"Siap!" Jawabnya sambil membungkus 2 botol air mineral.

"Ini uangnya bi, makasih ya!" Ucap Vanya saat dirinya memberikan uang dan menerima minumannya.

"Nunggu siapa? Arga?"

🍃🍃🍃

Jadi kan upload pagi nya?
Hehehe, maapin:)

Kalau ada typo please kasih tau manteman:)

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang