BAGIAN 3

529 46 0
                                    


_JIA_

Jia tersenyum lebar menatap kotak bekalnya. Dia sangat beruntung memiliki seorang ibu seperti Nada, karena Nada dia mau dengan senang hati membuatkan bekal enak untuk Jia.

Tapi kalau kalian mengira Jia akan memakannya, kalian salah. Gadis itu kini malah tersenyum jahil ketika ide cerdasnya melintas.

"Mama Nada yang cantik, maafin Jia ya. Bekal ini bakal Jia kasih buat pangeran Jia hehe" ucap Jia masih setia menatap bekal makannya.

Tidak lama kemudian seorang gadis melintas. Dengan kedua tangan terlipat kedepan, dan senyuman tipis yang sangat sinis.

"Ups.. sorry nggak sengaja." Ucap gadis itu ketika sang empu sengaja menabrak bahu kiri Jia.

Jia hanya tersenyum kecil menanggapinya. Nada memang seperti itu. Jia belum mengenal baik sang empu seperti apa, tapi Jia tahu kalau Nada adalah tipe cewek sombong yang suka mengganggu siswi lain.

"Udah kan cuma gitu doang?" Jia menatap Nada enteng.

Tidak hanya Nada, kedua gadis disamping Nada juga menatap Jia tidak suka. Ada Nadia dan Nasya, ke duanya ikut tersenyum miring menatap Jia.

"Wah apaan tuh?"  Tanya Nasya mengintip isi bekal Jia.

Hal itu mulai membuat Jia kesal, sang empu menghela napas pelan lalu menyodorkan nya di depan Nasya.

"Mau?" Tawar Jia kepada Nasya. Tentu saja Nasya langsung mengangguk.

Baru saja Nasya akan menerimanya, saat itu juga Jia langsung kembali menjauhkannya. "Beli dong." Ucap Jia tertawa kecil.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Jia langsung pergi meninggalkan Nasya dan kedua temannya.

Melihat kepergian Jia, Nasya langsung berdecak kesal. Berani sekali gadis itu menipunya. "Bener sih kata Jia, kalo mau ya beli dong." Tambah Nadia mendapatkan tatapan tajam dari Nada dan Nasya.

Nasya menatap Nada antusias, "bantu gue buat bales tuh curut."

Dengan senyuman miringnya, Nada mengangguk setuju melihat punggung Jia yang mulai menjauh.

***
Jia berjalan semangat menyusuri koridor sekolah. Terus menatap benda kotak ber warna army dengan tutup putih transparannya.

Isi nya hanya roti lapis kesukaan Jia. Tapi Jia yakin kalau Vero pasti akan menyukainya.

Jia mengedarkan pandangan sekitar. Saat ini sang empu tengah berada di depan kelas IX IPA 1 atau lebih tepatnya di depan kelas Varo.

Benar saja, tidak lama kemudian seorang cowok tampan berjalan mendekat.

Mendekati pintu masuk kelas, bukan seorang gadis yang tengah menunggunya dan berharap kedatangan sang empu itu akan menemuinya.

"Hai Vero, " sapa Jia tersenyum manis.

Vero? Dia tidak menyahut. Hanya diam dan tidak berniat sedikitpun untuk menyapa balik sapaan gadis didepannya.

"Dimakan ya, Jia tulus loh bawainnya." Jia kembali memotong langkah Vero, dia menyodorkan kotak bekalnya tepat didepan sang empu masih dengan senyuman lebarnya yang manis.

Kali ini Vero mengalah untuk berhenti. Ia menatap kotak bekal Jia, lalu menatap Jia sekilas dan menghela napas.

"Bisa nyingkir dari jalan gue? Awas gue mau lewat." Ucap Vero mengalihkan pembicaraan.

Jia menggeleng, tangannya masih terulur dan matanya masih setia menatap kedua mata cowok di depannya.

"Padahal Jia udah bawain ini dari rumah buat Vero. Jia minta Vero buat makan aja udah."

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang