BAGIAN 27

372 34 2
                                    

_JIA_

Jia: "Assalamualaikum, kami segenap pemeran cerita JIA mengucapkan selamat hari raya idul fitri. minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin."

Bella: "semoga ibadah kita diterima baik oleh Allah swt, "

Michele: "semoga sehat selalu. diberi kesehatan dan umur yang panjang."

Vero: "btw yang benci banget sama gue, apa kabar? semoga sehat selalu. kurangin dendamnya dan kali kali kek lo semua berpihak ke pihak gue."

Bella: "iya jangan Jia mulu Jia mulu."

Jia: "Ngomong aja kalo iri."

Leon: "semua orang punya hak sendiri untuk menyukai, atau membenci sesuatu."

Ervin: "jangan maksain mereka buat suka sama lo Bel."

Nada: "fix mereka semua pasti ada dong yang jadi tim Nada."

Leon: "iyain deh queen halu!"

Edgar: "gue yakin, meskipun cuma satu disekian dikitnya pembaca cerita JIA pasti ada yang kagum sama tokoh cowoknya. cuma mau ngingetin sih, jangan diterusin halu yang begituan. inget, kami semua fiksi. dan kalian semua nyata."

Mereka: "intinya, minalaidzin walfaidzin. nantikan cerita JIA sampai selesai yaa.. "

CERITA KEMBALI DIMULAI:

Setelah mengantarkan Jia pulang, Vero segera memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. setelah ini juga, Vero akan segera pergi mandi lalu beristirahat.

rumahnya tampak sepi, tapi samar samar Vero bisa mendengar suara papa dan mamanya yang tengah berbincang. berarti sudah dari tadi Jeje kembali dari apartemen.

bukan itu yang ingin Vero hiraukan. saat ini dia sangat lelah, ingin segera istirahat dan meregangkan otot ototnya yang terasa sangat pegal.

2 jam kemudian..

Vero membuka kedua matanya yang terpejam pelan. pandangannya tidak jelas, dan perlahan Vero mengambil posisi duduk lalu meraih satu gelas air yang sudah ia siapkan diatas meja.

wait, apa ini? gelasnya kosong. perasaan sebelum tidur ini Vero sudah menyiapkan air minum terlebih dahulu.

tapi ya sudahlah, mau tidak mau Vero harus pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

tepat saat Vero melewati kemar orang tuanya, disana Vero berhasil mendengar isakan seseorang yang terdengar jelas.

Vero sangat mengenal baik suara itu. suara yang sangat Vero yakini adalah suara mamanya.

ya, itu adalah suara Jeje. lalu mengapa sang empu menangis malam malam seperti ini?.

sedikit demi sedikit Vero membuka pintu kamar orang tuanya. ternyata Jeje tidak sendiri, disana juga ada Andri yang tak lain adalah papa Vero.

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang