BAGIAN 34

561 30 0
                                    

_JIA_

sengaja publish malam. biar kalian jantungan. canda jantungan.

surprise.. kaget nggak? kaget ya, bohongan juga nggak papa biar gue seneng:).

setelah memastikan Jia sudah tenang, kini adalah waktu untuk Jea pulang. karena ia juga lupa mengabari Vero ataupun suaminya.

"Jia, mama pulang ya? jaga diri kamu baik baik." izin Jea sambil mengelus kepala Jia dengan pelan.

mendengar ucapan Jea, spontan Jia langsung membuka kedua matanya yang tertutup. tidak hanya itu, Jia juga langsung mengambil posisi duduk didepan Jea sembari menatap antusias sang empu.

"mama Jea bakal kesini lagi kan tapi?" tanya Jia sendu.

dengan senyumannya yang manis, Jea pun mengangguk pelan. "pasti dong, pasti mama kesini lagi kok."

keduanya saling menatap. Jia memeluk wanita paruh baya didepannya sebentar lalu kembali melepaskannya perlahan.

"ya udah, mama pulang ya."
"iya ma, hati-hati. Jia sayang mama."

setelah Jea keluar dari kamar Jia, setelah itu juga Nada datang. sebelum itu Nada juga sudah mengantarkan Jea sampai kedepan.

"Jia," panggil Nada pelan, namun tidak mendapatkan sahutan.

Nada menghela napas pelan, Nada sadar sekarang Jia sudah tumbuh dewasa. dan tidak seharusnya Nada selalu menyembunyikan rahasia-rahasianya dari putrinya.

Nada tidak akan peduli dengan respon Jia nanti. yang terpenting, hari ini Nada akan menjelaskan semua alasan mengapa Nada menyembunyikan banyak rahasia dari Jia.

"Jia, mama mau minta maaf sama kamu nak."

baru saja Nada mengucapkan beberapa kata, entah mengapa rasanya hati Jia sangat sakit. terlebih saat orang tuanya sendiri mengucapkan maaf kepada putrinya sendiri.

Jia merasa tidak enak, tapi saat ini ego nya lebih besar daripada rasa kasihannya.

"mama mau ngejelasin semuanya sama kamu-"
"apa yang perlu di jelasin si ma?! alasan mama pasti karena mau melupakan masalalu, demi kebaikan Jia, kebaikan apa yang mama maksud? Jia muak ma, Jia muak-"
"Jia!"

Jia dan Nada berhasil dibuat terkejut karena suara Genan yang memotong ucapan Jia. keduanya menatap pria yang saat ini tengah berdiri tepat di tengah ambang pintu.

"apa gini cara kamu ngomong sama orang tua? ngomong sama mama kamu sendiri apa gini caranya Jia?!"
"mas, udah nggak papa." sela Nada yang berusaha menjadi penengah.

Jia hanya tertunduk. dia memang marah saat ini, tapi semarah apapun Jia kalau sudah ber urusan dengan papanya pasti diam tidak bisa berkutik.

Genan menatap istrinya tidak suka. ia melepaskan cekalan tangan Nada yang menahannya.

Genan menghela napas pelan. berusaha menetralkan amarahnya yang meluap. dia tahu masalah sebesar apa, jika diselesaikan dengan amarah pasti tidak akan selesai.

"jangan bermain hakim sendiri nak, kamu tidak tahu sepahit apa masalalu mama Nada yang selama ini di sembunyikan dari kamu."

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang