BAGIAN 10

357 26 0
                                    


_JIA_

"Nada, lo ngapain?"

Nada cs tersentak kaget ketika tengah sibuk mencari tempat aman untuk menyembunyikan dasi Jia.

Bella mengerutkan dahi, ia mendekat berusaha melihat apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Nada dan kedua temannya.

"Eh Bella, enggak kok ini gue lagi nyari pensil jatoh." Ucap Nada berbohong.

Bella semakin bingung, masa pensil jatuh dimeja guru.

"Mendingan lo ngaku deh. Ngapain lo nyembunyiin tuh dasi?" Tanya Bella yang akhirnya tahu kalau Nada menyembunyikan dasi.

Nasya dan Nadia tersenyum kaku. Kapok mereka ikut melancarkan aksi Nada. Sungguh, Nasya dan Nadia takut kalau Bella akan memberinya sanksi karena berulah.

Terlebih Bella adalah anggota OSIS. Mustahil Sekali kalau sang empu akan diam saja melihat semua itu.

Nada menatap Bella tidak suka. Nada benci dengan orang yang suka ikut campur urusan orang lain.

Wajah Nada yang tampak takut itu kini berubah dengan wajah yang menantang dan tidak suka.

"Ini dasi gue. Lo nggak ada hak sedikitpun buat ikut campur." Tegas Nada menarik kembali dasi yang sudah ada ditangan Bella.

"Guys, cabut."

Baru saja Nasya akan ikut pergi bersama Nadia dan Nada, saat itu juga Bella menahan tangan sang empu dan menatapnya tajam.

"Itu beneran dasi Nada? Please jawab gue."

Tuh kan, semua ini salah Nada. Coba saja kalau Nasya tidak mau ikut melancarkan rencana Nada, pasti Nasya tidak akan terlibat dalam masalah ini.

Nasya menatap Bella takut-takut.

Melihat raut wajah Bella yang takut, Bella langsung menghela napas berat. Memangnya apa yang akan Bella lakukan? Dia tidak akan memakan Nasya kok.

"Sya?"
"I-itu dasi Jia,"

Bella langsung melepaskan genggaman tangannya dari lengan Nasya. Apa sebenarnya yang akan Nada lakukan dengan membawa dasi Jia?.

Nasya menahan napas kuat-kuat. Apapun yang terjadi, Nasya sudah mantap akan menerima semua hukuman karena ulahnya sendiri.

"Yaudah lo bisa pergi." Ucap Bella, berhasil membuat Nasya terkejut sempurna.

Benarkah ini? Bella tidak meminta klarifikasi kah?.

Ah entahlah, Nasya tidak peduli. Yang terpenting, sekarang dia sudah bebas dan segera beranjak pergi.

Tidak lama kemudian, tepat setelah perginya Nasya, tiba-tiba Jia datang.

Datang tergesa-gesa dengan deru napas yang tidak beraturan.

"Jia?"
"Bell, bantuin Jia nyari dasi yuk."

Bella mengerutkan dahi kembali, "what? Emang dimana dasi lo?" Tanya Bella sok tidak tahu:).

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang