BAGIAN 25

384 31 0
                                    


_JIA_

Nada tersenyum manis kepada kasir di depannya, "jadi berapa mas?" tanya nya sambil membuka dompet.

"526 ribu, " sahut sang kasir menunjuk hasil hitung belanja Nada.

tanpa berpikir panjang, Nada langsung mengeluarkan uangnya. membayar, lalu segera pergi untuk pulang.

hari ini Nada sudah berjanji akan membuat kue kering bersama Jia. selain roti lapis, Jia juga suka dengan kue kering.

***
di rumah, Jia sudah mondar mandir tidak jelas. ya bagaimana tidak, sedari tadi orang yang ia tunggu belum juga datang.

"perlu di telpon deh kayaknya." gumam Jia malas.

tiba-tiba...

ting tong..

suara bel rumahnya berbunyi. Jia yakin pasti itu Nada yang sudah pulang dari indomaret.

dengan tergesa gesa Jia berlari. meraih knop pintu, lalu membukanya.

bukan Nada, melainkan Ira. ya, orang tua Nada berkunjung ke rumahnya.

senyuman yang belum terbingkai di wajah Jia, kini langsung terbingkai indah dan sangat jelas.

"tante?"

Jia memeluk Ira erat, begitupun sebaliknya. Ira juga mengelus pelan surai hitam Jia dengan hangat.

"maaf ya, tante datang nggak ngasih tau dulu." ucap Ira, yang mendapatkan kekehan kecil dari Jia.

"ah tante kayak sama siapa aja." balas Jia, lalu menggandeng Ira untuk duduk.

"oh ya, Nada nggak ikut ya tan?" tanya Jia mengedarkan pandangan sekitar.

dengan senyuman manisnya, Ira menggeleng. dia datang sendiri. karena Ira harus belajar, dan Marvin bekerja.

"nggak, katanya banyak tugas di rumah." jelas Ira.

Jia mengangguk paham. saat Jia akan pergi ke dapur untuk membuatkan Ira minum, saat itu juga sang empu menahannya.

"mau ngapain?" tanya Ira, mengerutkan dahi bingung.

"mau ke dapur, bikin minum. pasti tante haus kan?" tanya Jia balik, namun tidak mendapatkan anggukan kepala oleh Ira.

"nggak usah, tante nggak lama kok. sayang kalo nggak ke minum." jelas Ira yang sudah pasti itu tidak akan terjadi.

bukan karena tidak haus, Ira hanya tidak mau merepotkan tuan rumah yang sama sekali tidak mengharapkan kedatangannya.

sejenak keduanya dilanda canggung. namun hal itu hanya berlangsung sejenak, Ira kembali bertanya dan berhasil memecahkan keheningan.

"kamu tinggal disini sama siapa Jia?" tanya Ira menatap foto-foto pria ber jas yang menjadi hiasan dinding.

"Jia tinggal sama papa, mama. tiga tahun yang lalu kami tinggal bertiga, ada kakek dari papa, mama, sama Jia. tapi kakek meninggal karena diabet." jelas Jia langsung bersedih ketika mengingat kakeknya.

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang