BAGIAN 4

459 38 0
                                    


_JIA_

19.01 Sabtu.

Malam ini, Vero sengaja mengajak tiga temannya itu untuk menginap. Siapa lagi kalau bukan Leon, Edgar dan Ervin.

Selain menjadikannya teman mabar, malam ini juga di rumah tidak ada siapa siapa.

Karena harus mengurus perusahaan, papa dan mama Vero harus pulang terlambat dari kantor.

Biasanya ada kakek dan nenek nya, tapi malam ini keduanya juga tidak bisa datang karena ada urusan dadakan.

Vero memutar bola matanya malas menatap ketiga temannya.

Pasalnya, Ke tiga temannya itu tidak henti hentinya berbicara. Terlebih Leon, cowok itu terus menyebut Bella dan Jia tanpa henti.

"Kalau nggak suka sama Jia, seenggaknya jangan kasih harapan ke dia." Ucap Ervin tak ber ekspresi.

Cowok itu mengatakan hal sedemikian tanpa menatap Vero sedikitpun. Tentu saja hal itu berhasil memancing emosi Vero.

Harapan apa yang Ervin maksud? Vero tidak sama sekali memberi Jia harapan.

"Gue nggak ngasih dia harapan!" Tegas Vero tak kalah sinis menatap Ervin yang tengah sibuk dengan ponselnya.

Ucapan Vero yang mulai terdengar itu langsung membuat Leon semakin menjadikan sang empu sebagai pusat perhatian.

Begitupun dengan Edgar. Selama ini ia memang sering mengabaikan sesuatu. Tapi kali ini tidak, sayang kalau klarifikasi Vero diabaikan.

Mendengar balasan Vero itu Ervin menjadi tersenyum miring. Ia mematikan ponselnya, lalu menatap Vero balik yang masih menatapnya.

"Buktinya, tadi pagi Lo sama dia jadi topik trending kan di sekolah?" Tanya sekaligus ingat Ervin.

Tidak mau diam, kini Vero berdiri dari tempat duduknya. "Lo nggak tau kan gue kasih kotak itu ke Leon?" Tidak ber reaksi parah, namun tetap menekan dan sangat tajam.

Vero berlalu. Dia pergi meninggalkan ketiga temannya itu yang terlihat dengan jelas tengah memikirkan perkataan Vero.

Diluar kamarnya, Vero langsung mengedarkan pandangan sekitar.

Perutnya terus berbunyi karena lapar. Tidak biasanya malam-malam dia merasa lapar, tapi ya sudah lah cari saja makanan yang ada.

Sesampainya di lantai bawah, di sana Vero langsung berjalan menuju dapur. Mencari makanan, yang bisa mengganjal perutnya malam ini.

Roti selai kacang. Makanan favorit seorang Vero akhirnya bisa disantap. Vero kembali berjalan menuju ruang tamu.

Duduk duduk sebentar, sembari menatap foto keluarganya. Ada salah satu foto yang menggambarkan dua orang gadis cantik, itu adalah foto ibunya. Dan.. entahlah Vero tidak mengenal sang empu.

Setiap kali dia bertanya, setiap itu juga semua orang selalu mengalihkan pembicaraan dan menutupinya.

"Hai bro bagi dong."

Tiba-tiba suara berat Leon terdengar. Cowok itu sudah tersenyum jahil di samping Vero. Tanpa berpikir panjang, Vero langsung menunjuk roti di atas meja makan yang sudah ia siapkan.

Sambil memakan rotinya, Leon langsung mengambil posisi duduk di samping Vero.

"Gimana? Lo masih suka kan sama Bella?" Tanya Leon masih berlanjut tentang pertanyaannya itu.

Lagi dan lagi Leon berhasil membuat Vero berdecak kesal. "Bella lagi Bella lagi. Lo suka sama dia?" Kali ini Vero yang bertanya.

Mendengar pertanyaan Vero, jelas Leon langsung tersedak makanannya. "Astaga. Ya nggak lah."

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang