BAGIAN 17

317 28 0
                                    


_JIA_

Semua orang saling menatap satu sama lain. lebih tepatnya, semua anggota OSIS dan Jia saling menatap. sebentar lagi, mereka akan di panggil untuk mempersembahkan hasil latihannya.

banyak dari mereka yang protes karena lomba di adakan secara dadakan. tapi Irfan juga tidak bisa memberi waktu lain karena semua sudah menjadi keputusan.

bukan keputusannya, melainkan keputusan panitia perlombaan. Irfan tidak berharap lebih, dia tidak akan menekankan anak muridnya untuk meraih juara.

mustahil sekali mereka juara hanya dengan satu kali latihan.

"SMA MARGARETH 01 JAKARTA, silahkan segera memasuki area perlombaan sekarang." panggil MC perlombaan yang sudah menunggu.

Jia tersenyum manis kepada semua temannya. sungguh, senyumannya itu sangat tulus dan mampu membuat ketegangan semua orang menjadi tenang.

"percaya, kita pasti menang." ucap Jia menepuk pelan bahu Michele.

tanpa berpikir panjang, semua orang juga tersenyum. mereka berjalan dibelakang Jia dan segera memasuki area perlombaan.

Apa kalian tahu? di balik senyumannya, saat ini Jia juga tangah merasakan sakit. sejak pagi tadi, Jia sudah merasakan kepala yang sangat sakit. entah apa penyebabnya, yang pasti sang empu sangat mahir dalam menyembunyikan rasa sakit.

Jia berhenti sejenak saat semua orang berjalan melaluinya. ia memegangi kepalanya yang semakin berat.

"sakit lagi kan lo?" tanya Vero berhasil men terkejut kan Jia. spontan Jia menggeleng. ia tersenyum kecil, berusaha pergi dari Vero.

Vero menahan pergelangan tangan Jia. tatapannya menusuk tajam menatap manik manik mata sang empu yang juga tengah menatapnya.

"Jia nggak sakit. perhatian banget sih." sindir Jia tersenyum menggoda.

kali ini Vero memutar bola matanya malas. ingin sekali ia menyingkirkan gadis di depannya sekarang.

"diem lo. gue nanya juga karena nggak mau direpotin lo." cetus Vero lalu berjalan melalui Jia yang masih tersenyum menggoda.

perlombaan pun di mulai. step by step sudah dilaksanakan. Jia pun sudah melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa kendala.

semua ia lekukan semata mata hanya untuk sekolah. selebihnya, Jia melakukan itu juga untuk membuktikan ucapan Vero kalau Jia tidak lemah.

setelah lomba dilangsungkan dan selesai, akhirnya SMA MARGARETH kembali kebelakang. disambut oleh guru pembina, pak Irfan langsung melemparkan senyuman bangga kepada semua muridnya.

"perfect, banyak panitia yang memuji ke kompakan kalian." ucap Irfani yang juga mendapatkan senyuman lebar dari semua muridnya.

tidak dengan Jia, kali ini sang empu sudah tidak lagi bisa mengulurkan senyuman seperti biasa. rasa sakit kepalanya berhasil merenggut semua moodnya untuk tersenyum.

penglihatan Jia tiba tiba memburam, semuanya terlihat tidak jelas dan..

Brugh..

"JIA!!!.."

teriak Michele mendekati Jia yang sudah terkapar pingsan.

semua orang menatap Jia panik. begitupun Vero. tidak dengan Bella.

entah setan apa yang memasuki tubuh Vero saat ini. sang empu langsung turun tangan. Vero menerobos kerumunan, dan segera menggendong Jia ala Bride Style.

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang