BAGIAN 9

292 25 0
                                    


_JIA_

Jia menerobos kerumunan orang orang yang tengah mengitari Vero. Jia tidak habis pikir bukannya dibantu malah dijadikan tontonan seperti itu.

"Edgar sama Ervin mana sih kok nggak dibantu Vero nya." Decak Jia menahan emosinya.

Seroang gadis diantara kerumunan itu menyahut, "mereka lagi ngurus anggota OSIS yang lain. "

Jia memangku kepala Vero, tangannya sibuk membersihkan keringat sang empu yang keluar banyak.

Tidak lama kemudian Leon datang. Ia membawa gayung berisi air penuh siap membanjiri wajah Vero yang terlelap.

"Minggir minggir."

Baru saja Leon ingin menerjunkan air itu, tiba-tiba Jia menahannya. "Leon mau ngapain? Jangan disiram dong." cegah Jia menatap Leon tidak suka.

"Lah ini satu satunya cara Jia,"
"Nggak, jangan disiram. Kasihan,"

Jia mengedarkan pandangan sekitar. Ketika sang empu melihat salah satu anggota PMR, ketika itu juga Jia langsung menanyakan kondisi Vero.

Jia yakin pasti tadi Vero sudah mendapat penanganan pertama setelah pingsannya.

"Gimana Ga, kondisi Vero gimana?" Tanya Jia kepada seorang gadis bernama Vega.

"Gue nggak ahli banget ya kalo tentang ginian. Tapi gue yakin dia baik baik aja kok." Sahut Vega yakin dengan ucapannya.

Jia mengangguk, ia menyentuh kening Vero dan menatapnya sendu.

Menyadari semua orang masih banyak yang berkerumun, Jia langsung menatap mereka tajam.

"Kalian ngapain disini? Ini bukan tontonan!" Tegas Jia berhasil membubarkan semua orang.

UKS sudah lumayan sepi. Hanya tersisa empat orang siswa dan siswi yang menetap untuk menunggu kesadaran Vero.

***
Benar benar mengesalkan. Bukannya berterimakasih karena sudah ditemani, Vero malah marah-marah tidak jelas kepada Jia.

Siapa yang tidak kesal ketika dituduh mencari kesempatan dalam kesempitan?. Jia tulus menunggu Vero yang pingsan sampai siuman. Dan sang empu bukannya berterimakasih malah marah-marah.

Tapi ya sudahlah, setidaknya Vero tidak apa-apa. Jia menghela napas lega, ia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku seragam yang baru saja ia gunakan untuk mengirimi pesan Bella.

Tiba-tiba..

Puk..

Tangan seseorang hinggap dibahu Jia, "Agnes?"

Agnes tersenyum kecil mengangguk. "Kenal gue lo?" Tanya Agnes memastikan.

Tentu saja Jia tahu. "tahu lah, orang hampir tiap hari Bella cerita tentang kamu." Sahut Jia membuat Agnes terkekeh kecil.

Jia tipe orang yang peka dan sangat menyenangkan. Jarang loh Agnes bisa bertemu orang sesantai Jia.

Kebanyakan orang baru yang Agnes temui adalah orang yang agak canggung. Bisa dibilang sok sopan awalan tapi akhirnya.. begitulah.

JIA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang