꧁☬𒆜*༆BAB 19༆*𒆜☬꧂

16 1 0
                                    

"Sudahlah! Ku mohon jangan ganggu aku!" ucap Afifah.

"Ku mohon Afifah! Aku ingin tahu!" paksa Zaki.

"Tak ada yang dapat mengubah keputusanku! Sudah ya! Aku mau pulang! Banyak pekerjaan rumah yang belum aku selesaikan dan aku belum mandi!" ucap Afifah berusaha melepaskan tangan Zaki darinya.

"Tapi, Afifah!" ucap Zaki sembari meraih tangan Afifah kembali.

"Apa-apaan kamu, Zaki! Ku harap kau lepaskan tanganku atau aku akan berteriak!" bentak Afifah.

"Baik! Baik Afifah! Aku mengalah! Asal kau tahu Afifah! Bahwa aku, aku!" ucap Zaki spontan mengangkat kedua tangannya.

Afifah menatapnya. Zaki mulai gugup dan kikuk. Nada bicaranya tampak gagap.

"Kau harus tahu akan hal ini, Afifah!" ucap Zaki.

Afifah terdiam menatapnya. Zaki terdiam sejenak. Ia menundukkan dan menarik napas dalam-dalam.

"Aku cinta padamu!" kata Zaki.

Afifah kaget bukan main dan menatapnya tanpa berkedip sedikitpun. Zaki menatapnya dan berdiri tegap. Tubuhnya bergetar dan detak jantungnya berdegup kencang.

Terasa merinding di sekujur tubuh Afifah. Matanya tampak berkaca-kaca. Perlahan, ia menggelengkan kepalanya. Zaki terdiam menatapnya.

"Maafkan aku Zaki! Kita hanya sahabat! Sahabat dari kecil! Masih banyak wanita di luar sana yang pantas menjadi pasanganmu daripada diriku! Maafkan aku Zaki! Tak ada yang dapat mengubah pilihanku!" ucap Afifah.

Lalu ia kembali mendorong gerobak dagangannya menjauhi Zaki. Zaki terdiam menatapnya. Ia tampak kecewa. Ia memalingkan wajahnya. Tangan kanan Zaki memegang dahinya.

Akhirnya, ia sampai di rumah. Afifah langsung bergegas membereskan pekerjaan rumahnya seorang diri. Tampak begitu berantakan. Hal itu merupakan ulah Aliyah.

"Hm, dimana ya Aliyah? Aliyah! Aliyah? Kamu dimana?" jerit Afifah.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang