"Ya Kang! Terima kasih! Assalamu'alaikum! Semangat sayang!" kata Afifah kemudian.
Akhirnya telpon di tutup dan ia menyiapkan makanan untuk berbuka seorang diri. Matanya yang indah itu menatap jam dinding yang berputar. Ia terdiam sejenak.
"Hm, Akang pulang pukul 23:00 malam, apakah Afifah kuat untuk menantinya pulang? Hm, ya sudah! Afifah akan mencobanya! Demi Akang!" gumamnya seorang diri.
Akhirnya ia menikmati makanan berbuka puasa seorang diri. Lalu ia bersiap untuk sembahyang di rumahnya. Sajadah pun terbentang di atas lantai.
Takbir, tunduk dan sujud ia lakukan dengan khusyuk. Setelah itu, kedua tangan di angkat dan ia memanjatkan doanya. Air mata mengalir tanpa disadari.
"Aamiin ya Allah! Terima kasih ya Allah!" ucapnya sebagai penutup doa sembari mengusap kedua tangannya ke wajah.
Setelah itu, Afifah duduk di ruang tamu. Ia tengah membaca buku sembari menonton TV. Ia tampak menikmati waktunya sendiri. Sampai akhirnya terdengar suara adzan.
Ia pun bersiap untuk pergi menuju masjid seorang diri. Serangkaian ibadah pun ia sudah jalani walau di tengah waktu beribadah, Afifah merasakan sakit kepala yang luar biasa.
Ia berusaha menahan itu semua. Akhirnya rasa sakit itu lambat laun menghilang dan ia bisa bernapas dengan lega. Tepat pukul 21:00 malam, serangkaian ibadah pun berakhir.
Semuanya turun dari masjid dan berjalan pulang ke rumah masing-masing. Afifah tengah berjalan seorang diri menuju rumahnya.
Ia pun berjalan di tengah jalan yang sedikit sepi. Hening dan sunyi, begitulah keadaannya kini. Tiba-tiba sebuah tangan dapat meraih lengannya.
Ia terkejut dan menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia saat menatap sosok Zaki yang kini menggenggam lengannya begitu erat. Detak jantungnya berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂
Romance꧁☬𒆜*༆Sajadah Panjang༆*𒆜☬꧂ ________________________________________ Sajadah Panjang, bukan sembarang sajadah. Sajadah panjang, atau dalam arti sesungguhnya: Kehidupan dunia tidak akan digelar untuk kedua kali bagi kita. Selagi kita hidup, selagi se...