Armand menunduk sembari menatapnya lagi.
"Karena Afifah tak mencintai Akang sepenuhnya! Afifah tak pernah mencintai Akang! Akang sudah tak anggap sebagai saudara laki-laki! Afifah berterimakasih atas apa yang keluarga Akang lakukan terhadap keluarga Afifah! Tapi untuk perasaan, maafkan Afifah, Kang! Afifah tak bisa menikah dan hidup bahagia dengan orang yang tidak Afifah cintai! Maafkan Afifah!" kata Afifah panjang lebar sampai akhirnya ia merendah.
Tanpa di sadari, Ibu Armand mendengarkan percakapan mereka di dalam kamar. Ia tampak melipat kedua tangannya di depan dada sembari merasakan sesuatu yang menjengkelkan di dalam benaknya.
"Afifah!" bisik Armand sedih.
Tanpa berkata apapun lagi, Afifah akhirnya pergi meninggalkan Armand seorang diri di dalam kamar. Dan melihat keberadaan Ibu Armand, Afifah hanya terdiam melewatinya.
Armand tampak hancur dalam hati. Ia tak menyangka bahwa orang yang ia cintai lebih memilih orang lain daripada dirinya yang selama ini sudah banyak berkorban.
Hingga beberapa hari kemudian telah berlalu. Kini Afifah dan Armand tidak berkomunikasi lagi. Mereka pun tak pernah saling menyapa ataupun bertatapan. Afifah sibuk dengan kesedihannya di dalam kamar.
Melihat hal itu, Armand merasa terpukul dan ia berusaha untuk tetap tegar. Dalam hatinya, ada cinta yang murni untuk Afifah.
"Bagaimanapun Afifah melukai hati Akang bahkan jika Afifah berani memukul Akang! Akang tetap cinta pada Afifah! Akang tak tahu harus apa sekarang, hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Afifah! Semoga Allah membukakan pintu hati Afifah untuk menerima Akang!" bisik batinnya pilu.
Beberapa jam kemudian telah berlalu. Malam itu, Afifah menadahkan kedua tangannya di atas sajadah. Dalam hening ia menangis pilu. Angin malam berhembus menerpa kain gorden kamarnya. Ia tidak seorang diri tanpa di temani Armand.
KAMU SEDANG MEMBACA
꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂
Romance꧁☬𒆜*༆Sajadah Panjang༆*𒆜☬꧂ ________________________________________ Sajadah Panjang, bukan sembarang sajadah. Sajadah panjang, atau dalam arti sesungguhnya: Kehidupan dunia tidak akan digelar untuk kedua kali bagi kita. Selagi kita hidup, selagi se...