꧁☬𒆜*༆BAB 84༆*𒆜☬꧂

14 1 0
                                    

"Ya! Ya! Akang juga sayang! Pasti itu!" Armand tak dapat menahan air matanya.

Air matanya jatuh begitu saja. Ia kembali menatap wajah sang istri. Dengan cepat, Armand mencium bibir mungil itu walau terhalang oleh alat medis oksigen itu.

Afifah tertawa kecil. Armand tersenyum penuh ketegaran. Ia berusaha kuat dihadapannya. Tangan Afifah memegang pipi Armand. Perlahan, ia mengelus sayang pipi itu.

Lalu, terdengar suara adzan berkumandang. Benar saja, tepat pukul 20:00 malam kini. Terdengar pula takbir berkumandang di segala penjuru.

"Kang, besok sudah lebaran! Alhamdulillah!" bisik Afifah.

"Ya Afifah! Besok lebaran! Akang harap besok Afifah sudah bisa sembuh! Akang yakin itu! Allah Maha Kuasa!" kata Armand.

"Ya Kang! Oh ya, apakah Afifah boleh sholat bersama Akang? Sudah cukup lama Afifah tak sholat! Afifah malu!" katanya.

"Afifah sayang! Allah Maha Tahu, Afifah sedang sakit bukan? Afifah beristirahat saja ya!" kata Armand terenyuh.

"Yang Afifah tahu, bagaimanapun kondisi kita, kita harus menyembah Allah! Kita harus sholat! Bagaimanapun itu!" ucap Afifah.

Armand seketika terpaku menatapnya. Afifah tersenyum. Akhirnya Armand mengiyakannya. Lalu ia mengambil air seember. Ia basuh kedua tangan dan kaki Afifah layaknya orang berwudhu.

Setelah itu, Armand memasangkan mukena pada Afifah. Ia terus tersenyum layaknya tak merasakan sakit apapun. Armand mengeluh pipi Afifah.

"Allahu Akbar!" ucap Armand sembari mengangkat kedua tangannya.

Mereka menyembah Tuhan bersama-sama. Begitu menyedihkan melihat kondisi Afifah. Perlahan, ia mengangkat kedua tangannya. Terdengar helaan napas Afifah.

Sepertinya Zaki masih memperhatikan mereka dari luar. Air mata Zaki tak dapat terbendung lagi. Wajahnya memerah dan ia menangis. Tubuhnya bergetar.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang