꧁☬𒆜*༆BAB 22༆*𒆜☬꧂

13 1 0
                                    

"Alhamdulillah baik kak! Kakak mau makan apa? Afifah ada bawakan kakak bubur dan jus buah!" tawar Afifah.

"Hm, ya! Kakak sudah makan kok! Tadi baru saja Kang Armand mengunjungi kakak! Dia bilang pada kakak dan bertanya kapan keputusanmu itu kamu sampaikan? Karena sebentar lagi kakak di ijinkan untuk pulang dan rawat jalan di rumah!" jelas Ega.

Mendengarkan hal itu, Afifah tampak senang. Ia bangkit dan memeluk sang kakak. Air matanya menetes dan tak henti-hentinya bibir ini mengucapkan rasa syukur. Ega tersenyum.

"Bagaimana dengan keputusan mu Afifah? Kakak sudah sangat menunggu nya!" ucap Ega.

Afifah terdiam sejenak. Akhirnya ia tersenyum dan mengangguk pelan. Air matanya menetes. Ega tersenyum dan mereka kembali berpelukan. Beberapa jam kemudian, Ega sudah sampai di rumah.

Dengan perlahan, Afifah mendorong kursi roda Ega menuju pintu utama rumahnya.

"Assalamu'alaikum!" ucap Ega.

"Waalaikumsalam! Eh! Kakak! Alhamdulillah aku seneng banget kakak bisa pulang! Ayo masuk kak Ega!" ucap Aliyah yang menyambut mereka.

Tampaknya Afifah masih kesal dengan sikap Aliyah. Ega tersenyum penuh ketegaran. Aliyah terlihat bermuka dua ketika ada sosok yang tengah berada di tengah-tengah mereka.

Dengan cepat, Aliyah mendorong tubuh Afifah dan mengambil alih kursi roda Ega. Afifah terdiam sejenak dan berusaha menahan emosinya. Lalu Aliyah mengajaknya untuk bergabung di ruang tamu.

"Alhamdulillah baguslah Mas Ega sudah sampai di rumah!" ucap sosok yang tak asing bagi Afifah.

Benar saja, di sana sudah ada 2 pria yang tengah duduk berjauhan dan menyambut mereka dengan senyuman. Melihat hal itu, Afifah hanya terdiam sembari melangkahkan kakinya.

"Oh ya, bagaimana kabarmu, Mas?" tanya Armand.

"Alhamdulillah baik! Oh ya, tumben kalian ada disini? Apakah kalian sedang melakukan sesuatu?" tanya Ega.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang