꧁☬𒆜*༆BAB 74༆*𒆜☬꧂

8 1 0
                                    

Ia terpaku menatap sosok yang begitu ia cintai kini terbaring lemah di atas tempat tidur pasien. Beberapa alat medis kini melekat di tubuh Afifah. Tubuhnya begitu lemah.

Langkah kaki Armand gemetar ketika hendak mendekati Afifah. Perlahan, ia duduk di samping Afifah. Perlahan, tangannya menggapai tangan yang begitu lemah itu.

Sebuah infus melekat di tangan itu. Tak berselang lama, kedua mata Afifah terbuka secara perlahan. Begitu berat dan susah untuk di buka. Armand langsung siaga menatapnya.

"Akang!" rintihan pelan dari Afifah.

"Afifah!" bisik Armand.

Afifah menoleh perlahan. Ia menatap wajah Armand yang begitu cemas. Armand berusaha menahan air matanya yang siap meluncur begitu saja di hadapannya.

"Maafin Afifah!" bisiknya.

"Tidak, tidak Afifah! Jangan katakan apapun itu sayang! Akang sudah tahu! Akang hanya sedih, kenapa Afifah tidak pernah berkata apapun soal ini kepada Akang?" kata Armand.

"Afifah tak mau Akang sampai repot dengan Afifah! Selagi Afifah bisa mampu, Afifah pasti akan melakukannya!" ucap pelan Afifah.

Seketika air mata yang tertahan itu terjun bebas di kedua pipi Armand. Wajah dan kedua matanya memerah. Ia tak tega menatap Afifah seperti ini. Menanggung sakit dan beban seorang diri.

"Afifah! Akang yakin! Afifah pasti bisa sembuh! Akang sangat yakin itu sayang! Semangat ya! Akang selalu ada disini untuk Afifah!" kata Armand.

"Terimakasih!" bisik Afifah sembari menutup matanya.

Afifah menyandarkan kepalanya di dalam genggaman tangan Armand dan tangannya. Armand mengelus sayang kepalanya. Ia termangu menatap Afifah.

"Ya Allah sembuhkan lah Afifah!" bisik batinnya.

Beberapa hari kemudian telah berlalu. Kini kondisi Afifah cukup memprihatinkan. Walau mendapatkan perawatan yang intensif, namun tetap saja.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang