꧁☬𒆜*༆BAB 33༆*𒆜☬꧂

12 1 0
                                    

Ibu Armand langsung memalingkan wajahnya. Beberapa diantara mereka menatap wajah Afifah yang tertutup kain cadar. Akhirnya mereka berbisik-bisik.

"Hm, ya sudah! Masih banyak pekerjaan lagi di sana yang belum kamu selesaikan!" ucap datar Ibu Armand.

"Baik Bu!" Afifah mengiyakan.

Afifah berbalik badan dan mendengarkan pembicaraan mereka tentang dirinya. Armand masih memperhatikan Afifah dan mereka semua.

"Eh jeng! Dia ini siapa? Apakah dia yang di bilang menantu mu itu?" ucap mereka.

"Hm, ya! Dia memang menantu ku! Tapi tak secantik tunangan Armand dulu! Tunangan Armand itu jauh lebih cantik! Seksi dan berkulit mulus, putih! Bukan seperti dia! Tahu tidak? Dengan pakaiannya yang seperti itu! Terkadang aku malu kalau mau berangkat ke kondangan bersama dia! Soalnya kita dianggap keluarga teroris!" jelas Ibu Armand.

Hal itu membuat Afifah kaget dan air matanya menetes. Hatinya terpukul dan wajah Armand berubah bingung menatap Afifah. Afifah menutup matanya.

Ia berusaha tegar dan perlahan menoleh ke belakang. Mereka menatap tajam pada Afifah. Ia terdiam sejenak sampai akhirnya Ibu Armand menegurnya.

"Sudah sana! Apalagi yang kau mau?" bentak Ibu Armand.

Hal tersebut membuat Armand langsung melangkahkan kakinya mendekati Afifah.

"Hm Afifah sayang! Ayo ikut Akang! Ada yang mau Akang bicarakan!" ajak Armand.

Afifah menurutinya sembari berjalan mengikuti Armand menuju kamar tidur. Sesampainya mereka di kamar, air mata Afifah tak hentinya menetes. Armand langsung menatapnya.

Ia mengajak Afifah untuk duduk di atas tempat tidur. Afifah hanya menundukkan kepalanya. Wajahnya tampak memerah yang di selimuti dengan kain.

"Hm, ada apa Afifah? Apakah Afifah baik-baik saja?" ucap lembut Armand.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang