꧁☬𒆜*༆BAB 18༆*𒆜☬꧂

16 1 0
                                    

Ia mengusap wajahnya dan akhirnya membereskan dirinya. Perlahan, ia duduk di atas tempat tidur. Ia termenung. Matanya tak berkedip sedikitpun.

"Apakah aku harus menentukannya sekarang? Aku tak mau membuat kakak menunggu! Tapi, apakah hal ini benar-benar baik bagiku, ya Allah?" bisik nya.

Air matanya mengalir dengan bebas di kedua pipinya. Matanya menoleh ke arah sebuah bingkai foto yang ada di atas meja belajarnya. Tangannya mengambil bingkai itu dan ia termangu.

Perlahan, ia menangis sejadi-jadinya dan memeluk bingkai foto itu. Tampaknya ia mengenang sesuatu yang pernah ia alami di masa lalu, saat semuanya nampak baik-baik saja.

"Ya Allah! Jika ini adalah jalanku, tolong bantu aku untuk kuat, ya Allah! Aku yakin dengan hal ini, kakak Ega akan menjadi senang dan ia akan segera sembuh dari penyakitnya tanpa pusing memikirkan diriku! Aku lakukan hal ini demi kakak!" ucapnya.

Akhirnya ia merebahkan tubuhnya dan tertidur dengan lelap. Air matanya kering begitu saja. Ia tetap memeluk bingkai foto itu.

Hingga suatu ketika, di sebuah hari yang panas. Siang itu terik matahari begitu menyengat. Afifah selesai berjualan dan berjalan pulang menuju rumahnya.

Di tengah perjalanan pulang, ia termenung. Ia memikirkan hal-hal yang selalu terulang di otaknya. Tanpa di sadari, seseorang mengikutinya.

Sebuah tangan meraih tangannya. Ia kaget dan berteriak. Lalu tangan itu menutup mulut Afifah. Afifah kaget dan menatap sosok pria yang tak asing.

"Zaki?" bisik nya.

"Afifah!" ucapnya.

"Ada apa Zaki? Bisakah kau melepaskan tanganku?" ucap Afifah berusaha melawan rasa didalam dirinya.

"Afifah, ku mohon Afifah! Perlu kau pikirkan perasaan mu itu Afifah! Aku ingin tahu apa yang kau rasakan sebenarnya!" kata Zaki tak melepaskan genggamannya.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang