5.2 Janggal (2)

29 10 1
                                    

Hola, readerssss...

Pak aji jalan pagi-pagi
Lusi dan Sammy balik lagi

Gimana gengs cerita yang kemarin, udah ada yang tahu gimana jalan ceritanya, ada yang bisa nebak gimana kelanjutannya????

Kalau belom mari kita pantengin lanjutan dibawah ini

🌻

Lusi Areyna

Sammy memakan dengan lahap, bubur ayam miliknya. Dia bahkan tak menyadari, gw memperhatikannya. Sebelumnya Sammy enggan sekali makan disini, makan di warung bubur ayam aji. Udah gw bilangin dari awal kalau bubur ayam aji itu, rasanya jempolan. Dan gak bakalan cukup buat sekali makan doang, tapi Sammy tetap mau beli bubur yang di ujung jalan. Namun bukan Lusi namanya, kalau gw gak berhasil bujuk Sammy, walau butuh menyeret badan Sammy yang berat, untuk sampai sini (gak sampai begitu lus kejadiannya), akhirnya kita berdua makan di bubur ayam aji.

"Gimana, enak kan??" tanya gw

"Enak, rasanya benar-benar jempolaaan" Jawab Sammy

"Yee, tadi aja kekeh banget gak mau makan disini"

"Shuut, lagi menikmati nih lus" Kata Sammy sambil menyuruh gw untuk tak lagi bicara.

Sammy sangat menikmati buburnya, sampai gw aja disuruh diam, karena disuruh tak bicara, gw lanjut melihat ketampanan dari seorang Sammy, kebetulan gw udah selesai makan, jadi bisa gw puas-puasin natapnya. Sebenarnya Sammy juga sudah selesai makan, tapi setelah selesai dia minta nambah lagi. Emang dasar bocah rakus.

"Mantap, akhirnya kenyang juga" Ucap Sammy setelah menghabiskan mangkok bubur ayam yang ketiga.

"Ini mah bukan olahraga namanya, tapi nambahin lemak. Sia-sia dong kita tadi jogging" Oceh gw saat melihat Sammy kekenyangan.

"Lusi, untuk sesekali kita gapapa nambahin lemak kayak gini" Ujar Sammy santai

"Terserah deh, terserah" Gw menggeleng lihat Sammy. Di hari weekend, seharusnya gw bisa mengurangi lemak dalam tubuh gw tapi gw malah salah bawa orang. Hadeh.

"Sam" Panggil gw

"Kenapa lus?" tanya Sammy

"Kamu hari ini, gak jagain siapa nama adik kelas kamu itu?" Ucap gw sembari mengingat nama adik kelasnya Sammy.

"Zia"

"Iya, kamu hari ini gak jagain Zia??"

"Gak, mamahnya Zia gak nge chat aku apa-apa hari ini, biasanya kalo Zia minta ditemenin, mamahnya bakalan kasih tau aku pagi-pagi. Biar gak nabrak sama jadwal aku"

"Ouh, emangnya dia sakit apa sih sam?" tanya gw lagi sembari mengingat kejadian waktu itu. Kejadian saat gw melihat Zia berlari cepat, dan tak terlihat sakit sama sekali.

"Gak tau, aku gak pernah nanyain penyakitnya dia"

plak, gw memukul jidat dengan pelan. Ya ampun Sammy.

"Sam, kenapa kamu gak tanya sih??"

"Emangnya harus ya, aku tanya"

"Haruslah sam, kalo kamu gak tau, apa penyakit dia, kamu juga gak tau dong kira-kira sampai kapan kamu harus jagain dia"

"Iya ya, kamu benar juga" Sammy mengangguk paham.

Sammy bahkan gak nanya, apa penyakitnya Zia. Gw jadi agak ragu ceritain kejadian kemarin, tapi kalau gak diceritain, jadi ngerasa ada yang mengganjal di hati. Lagian Zia juga, kenapa dia bikin gw penasaran sih. Kok bisa secepat itu dia jadi lemas tak berdaya di kursi roda. Atau gara-gara, dia lari kemarin, terus pas ke lantai satu jadi kayak gitu. Gimana sih sebenarnya yang benar. Kan gw jadi berpikir panjang karena Zia, "Sam, aku mau cerita dong"

"Yaudah cerita aja, aku dengar kok"

"Kemarin waktu kita papasan di rumah sakit. Sebenarnya aku sempat lihat Zia sebelum kita ketemu di lantai satu, aku lihat dia di tangga_"

"Loh kok berhenti?" tanya Sammy

Berhenti, ucapan gw terhenti, saat melihat Defan, yang berjalan ke arah tempat kita makan sekarang. Mampus.

"Sam, ayo sam. Kita pergi dari sini" Bisik gw sambil memalingkan wajah, berusaha agar tak terlihat Defan.

Sammy malah celingak celinguk ke belakang, mencari alasan kenapa gw memalingkan wajah seperti ini, "Ada apa sih, lus?"

"Udah, kita pergi dulu ya, nanti baru kamu nanya" Bisik gw

Sammy menuruti permintaan gw, kita berjalan cepat ke salah satu pohon besar, di dekat bubur ayam aji. Beruntungnya kita sudah membayar terlebih dahulu sebelum makan tadi. Jadi gak akan kenapa-kenapa, kalau kita tinggal kabur.

"Ada apa sih lus?" tanya Sammy

"Shuut" Gw membekap mulut bawel Sammy.

"Itu Defan, temen kantor aku" tunjuk gw ke orang berbaju hitam yang sedang memesan disana. Sammy pun mengangguk mengerti. Dia paham situasi apa sekarang ini.

"Ganteng ya lus" Ujar Sammy.

"Plis ya sam, ini bukan waktu yang tepat untuk kamu cemburu" Sahut gw

"Iya, aku cuma bercanda kok" Ujar Sammy.

"Bercandanya kamu gak tau tempat" Ujar gw

Lagi sibuk meladeni ucapan Sammy, tiba-tiba bahu gw ada yang megang. Defan, dia di belakang gw sekarang. Gara-gara bawelannya Sammy, gw sampai gak memperhatikan, kalo Defan jalan ke arah kita berdua.

"Lusi?" tanya Defan

Tbc

Thanks for reading..

Saranghae <3

Little Boo | SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang