Yuhuuuu readerrrsss...
Akhirnya Sammy and Lusi balik lagi.
WARNING!!
Ku tunggu vote dan comment kaliaaan.
🌻
Sammy Yiroko
"Jadi kita sudah sepakat ya. Kalau acara pertunangannya minggu depan" Ujar Tante Sarah dengan tersenyum lebar.
Benar, kalian pasti dengar. Kalau gw akan segera bertunangan dengan Zia. Iya Zia. Perempuan yang, harusnya gw jauhi dari awal. Setelah putus dari Lusi, hari yang gw lewati makin berat rasanya. Tapi setidaknya ada satu sih yang buat gw bahagia. Lusi gak bakalan lagi terluka. Dia akan aman, dan terhindar dari gangguan Zia. Setelah gw putus, gak ada lagi yang buat Zia khawatir, toh pernikahan ini sangat dia dukung adanya.
"Mam, aku kebelakang sebentar ya" Ujar Zia dengan mata yang terlihat sembab.
"Oh iya, sayang" Jawab Tante Sarah.
Aneh. Bukankah dia yang harusnya paling senang. Lalu apa yang terjadi dengan Zia, kenapa matanya terlihat habis nangis, bodo lah. Gue tidak peduli dengannya.
Menaruh cangkir ke atas meja, "Sepakat. Jadi, kita akan merayakannya di hotel keluarga saya. Dan untuk segala keperluannya, sudah selesai semua. Jadi kita tinggal menyiapkan Sammy dan Zia"
"Iya. Pak Remmy tenang saja. Nanti akan saya buat Zia cantik dengan sedemikian rupa" Sahut Tante Sarah.
Ayah gue berdiri, dan menyuruh gue untuk ikut berdiri, "Baik, jadi semua sudah selesai ya, kalau gitu saya dan Sammy permisi pulang"
"Oh iya Pak Remmy, silahkan" Ujar Tante Sarah yang akhirnya ikut berdiri. Untuk mengantar kita pulang.
Perih, haruskah gue menangis disini. Inikah akhir kisah gue dan Lusi. Kisah yang tadinya penuh dengan cerita indah, berakhir hanya dalam sekejap, karena, ah sudahlah gue tak sanggup menyelesaikannya.
Gue mengikuti ayah yang masuk mobil. Duduk di bangku tengah, semakin membuat gue mellow. Iya, mungkin lebay, tapi gue manusia broh, dan manusia itu punya hati kan. Jadi wajar kalau, gue menjadi sadboy.
"Sammy" Panggil ayah gue sembari mengendarai mobil.
Gw melamun, dan belum menyadari nama gue di panggil.
"Sammy" Panggil ayah sekali lagi. Dan kali ini lamunan gue berhasil dibuyarkan.
"Iya" Jawab gue.
"Kamu itu, dari kemarin diam aja. Ngomong dong, ini kan menyangkut diri kamu nak. Kasih saran gitu, maunya pertunangan yang seperti apa" Ujar ayah gue.
Disini gue langsung malas membalas ucapan bokap. Bukan gak sopan loh ya, cuma lagi kecewa aja, toh kalau gue bersuara, juga gak akan di anggap.
"Buat apa?" tanya gue pelan. Saking pelannya semut sampai gak denger.
"Buat apa gimana?" tanya ayah gue balik. Kedengeran juga suara gue, gue kira bokap bakal gak denger.
"Buat apa aku ngomong, kalau gak bakal di denger. Lagian semua udah ayah yang ngatur, kalau aku ikut ngatur, bukannya ayah bakal anggap aku anak durhaka" Dengan santai gue bicara kayak gitu. Sumpah, disini udah malas banget, untuk bahas ginian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boo | Sanha
FanfictionIni bocah, bukan sembarang bocah. Langkahnya yang sat set sat set, membuat seorang wanita dewasa terpincut akan sikapnya. Lusi, wanita cantik yang umurnya dua tahun diatas pacarnya itu, tak ada yang aneh dengan hubungan mereka. Hanya saja kini merek...