Minal aidin wal faidzin, maafkan lahir dan bathin.
Kami Ligqyaaa, mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1442 H👋👋👋
🌻
Gagal bertemu saat kemarin. Sammy memutuskan untuk mengajak kembali, Lusi makan bersamanya. Dirinya merasa sangat bersalah, terlebih lagi, saat Sammy pulang, dia melihat bungkus makanan, yang sepertinya sengaja di tinggal oleh Lusi. Dia merasa jika Lusi pasti kecewa.
Maka dari itu, dirinya mencoba datang lebih cepat dari yang kemarin. Meski kenyataannya Lusi tetap saja, sudah lebih dulu sampai disana.
Dari jauh, Lusi tampak ber-dadah ke arah Sammy. Nyes, Sammy tidak bisa melihatnya seperti ini, kenapa Lusi malah bahagia, padahal kemarin dia kecewa. Lusi memang beda dari wanita kebanyakan, hatinya terlalu tulus mencintai, hingga tak sadar sedang tersakiti.
Melihat Lusi tersenyum, Sammy tanpa sadar meneteskan air mata. Bagaimana tidak, Lusi sangat menyayanginya, tapi dia tak bisa membuat Lusi bahagia. Saat sampai di hadapan Lusi. Sammy menarik Lusi dalam dekapannya, Sammy membiarkan sebentar air matanya keluar.
"Kenapa kamu nangis sam?" tanya Lusi sambil memupuk bagian punggung Sammy.
"Sebentar, tunggu sebentar aja. Aku ingin merasakan keberadaan kamu" Sammy semakin erat memeluk.
Mereka berselimut keheningan. Lusi membiarkan Sammy menangis di pelukannya, walau dalam pikirannya di putari banyak tanya. Dan Sammy, dia begitu meluapkan perasaannya, perasaan pedih, dan kecewa, kecewa akan dirinya sendiri.
"Lusi" Panggil Sammy pelan
"Iya" Sahut Lusi.
Sammy mulai melepaskan dekapannya, dan menatap Lusi dengan mata yang sedikit sembab, "Semoga apapun yang terjadi, kita akan terus bersama"
Lusi menghapus air mata Sammy, yang masih tersisa di pelupuk mata Sammy, "Pasti sam" Ujar Lusi.
"Entah cobaan apa yang menghampiri kita, aku yakin baik aku atau kamu. Kita akan melewatinya bersama, dan berhasil lolos dari cobaan itu" Lanjut Lusi menyemangati.
Sebenarnya Lusi penasaran dengan tingkah Sammy, tapi jika dia bertanya sekarang, ini malah akan memperburuk keadaan Sammy, jadi sebaiknya dia menenangkan dulu Sammy.
"Sammy, udah yuk. Kita ke kedai mie ayam. Perut aku udah laper"Ajak Lusi sembari memegangi perutnya yang lapar.
Sammy mengangguk pelan, dan mengikuti ucapan Lusi. Mereka segera pergi ke kedai mie ayam. Kehadiran Lusi saat ini, membuat Sammy sangat nyaman, meski ada perbedaan diantara mereka, namun hal itu tidak menjadi alasan, untuk tak bersama.
Mereka lalu memesan dua mangkok mie ayam, keduanya sangat menikmati makanan itu, sesekali mereka saling bersendau gurau, bertukar cerita. Meski hanya makan di kedai pinggir jalan, namun keduanya tetap bisa bersenang-senang, dan semua hal yang mereka lakukan sekarang terasa sangat bermakna.
"Sammy, kamu jangan khawatir ya. Aku yakin kita bisa. Pokoknya kamu jangan memikirkan hal yang belum tentu terjadi" Ujar Lusi yang kembali membahas kejadian yang tadi.
"Iya Lusi, maaf ya, kalau aku belum mampu buat kamu bahagia, belum mampu hadir saat kamu susah, belum mampu untuk terus di dekat kamu"
Lusi mengelus bagian atas rambut Sammy, "Iya sam, lagipula kan udah resiko aku, pacaran sama piyik kayak kamu"
Sammy menarik sudut bibirnya. Hatinya begitu tenang, tak ada kecemasan yang menghampiri.
Sampai,
"Udah yuk, kita pulang" Ucap Lusi.
"Yuk" Jawab Sammy
Kring
Dering telepon Sammy berbunyi.
Dari layar notifikasi, bertuliskan nomor tidak dikenal. Sammy kemudian mengangkat panggilan dari nomor tersebut.
'Halo'
'Halo. Kak Sammy'
Shit. Ini suara Zia
Lantas Sammy beranjak pergi menjauh dari Lusi, dia tak ingin Lusi mendengar percakapan mereka. Sammy takut, Lusi akan kepikiran nanti.
Selang waktu lima menit saja, Sammy kembali ke tempat Lusi menunggu, "Lusi, kayaknya kita gak bisa pulang bareng deh. Tiba-tiba aja, aku ada urusan"
"Ouh, iya. Gapapa sam, aku bisa kok pulang sendiri. Yaudah kalau gitu aku pulang duluan ya"
Sammy mengangguk lagi, setelah Lusi berjalan agak jauh, Sammy lalu pergi menemui Zia, dia datang menghampiri Zia, yang ternyata berada tak jauh dari sini.
"Harus banget ya, lo sampe ngikutin gw" Bentak Sammy
"Ya haruslah, gw kan udah bilang ke lo. Kalo ini jadi urusan gw sekarang. Lagian lo juga sih, kemarin kan gw udah bilang, jangan pernah lo temuin tuh tante lagi"
"Heh!, gw ketemuan sama pacar gw, itu bukan urusan lo ya"
"Oh, jadi lo lebih mentingin ego lu buat ketemu pacar lo, ketimbang keselamatan dia"
"M-maksud lo. Lo jangan gila zi, kalo sampe pacar gw celaka, gw gak bakal kasih lo ampun"
"Udah telat lo bilang gitu"
Tiba-tiba saja, suara klakson mobil, dan teriakan seseorang terdengar dari ujung jalan.
"Lusi" Pekik Sammy. Dirinya segera berbalik dan berlari ke arah suara tersebut, namun Zia menghalangi langkahnya.
"Sammy berhenti. Tante itu gak kenapa-kenapa kok, dia juga udah ada yang nolongin" Cegah Zia, sambil memegangi tangan Sammy.
"GILA!, lo bisa-bisanya bilang gak kenapa-kenapa??" tanya Sammy yang penuh emosi.
"Iya. Udah ya, lo disini aja bareng gw. Kalo lo kesana, gw bakalan bikin tante itu celaka"
Sammy menarik tangannya kasar, "Lepas!!"
Dia lalu pergi meninggalkan Zia, dia segera berlari kencang, ke arah ujung jalan. Setelah sampai disana, dia melihat Lusi yang terduduk lemas di pinggir jalan, dengan wajah pucat. Di samping Lusi nampak pria yang terlihat sedang membantunya. Pria itu duduk di samping Lusi, sambil membersihkan bagian tangan Lusi yang terluka.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boo | Sanha
FanfictionIni bocah, bukan sembarang bocah. Langkahnya yang sat set sat set, membuat seorang wanita dewasa terpincut akan sikapnya. Lusi, wanita cantik yang umurnya dua tahun diatas pacarnya itu, tak ada yang aneh dengan hubungan mereka. Hanya saja kini merek...