Assalamu'alaikum semua, hari ini kami balik lagi dengan Lusi dan juga kekasih hatinya Sammy. Di weekend ini, semoga akan menghibur kalian semuanya, terimakasih.
WARNING!
DON'T BE A SILENT READERS
LOVE & COMMENT ;)🌻
"Bu nasi padang lima, semuanya pake lauk ayam bakar ya" Pesan Brian, yang kemudian beranjak ke meja yang di tempati oleh Sammy.
Brian menoel beberapa kali tangan Sammy, "Sam, gue bingung dah ama elu"
"Bingung ngapa lagi?"
"Elu kan kaya sam, ngapa lu gak bayarin aja nasi padangnya" Ujar Brian heran. Walau baru mengenal Sammy, saat masuk sekolah menengah atas. Tapi Brian tahu pasti, kalau temannya ini, adalah salah satu anak konglomerat, terlebih lagi dia juga sering manggung, jadi gak diragukan lagi, jika isi dompet Sammy gak akan muat untuk menampung kekayaannya.
Sammy mengeluarkan handphonenya, dan membuka foto Lusi yang terpancar cantik disana, "Lusi mencintai gue apa adanya yan. Dia gak memandang finansial gue, walau dia tau, gue mungkin bisa aja, bayarin kehidupannya dia. Tapi Lusi gak gitu yan, dia gak pernah minta ini itu ke gua. Cukup hadirnya gue, itu udah cukup untuk dia. Begitupun ibunya dia, ibu doi gue gak pernah mau di beliin ini itu, pasti dia tolak kalo gue beliin. Jadi yaudah, daripada gue gak bisa bantu sama sekali kan, ya lebih baik gue gini aja, sambil diem-diem gue lebihin makanannya atau barang yang disuruh beli" Jelas Sammy, yang membuat Brian semakin ternganga dengar ucapannya.
"Lusi hebat ya"
"Iyalah, kan doi gue" Sammy menunggingkan senyumnya, dan sangat terlihat bangga akan sifat kekasihnya.
---
Sammy membawa seplastik penuh berisikan nasi padang yang di belinya tadi. "Brian, seplastik lagi elu yang bawa kan?" tanya Sammy memastikan.
"Iya" Ujar Brian sembari menunjukkan hal yang dimaksudkan Sammy tadi.
Mereka berdua membawa masuk makanan itu ke meja makan. Setelah selesai, terlihat suasana, dari halaman rumah Lusi yang semakin ramai orang. Rupanya bukan hanya Sammy dan teman-temannya yang akan membantu Lusi hari ini. Ada juga teman kantor Lusi yang turut hadir.
"Hai bro" Tegur Defan saat berpapasan dengan Sammy.
"Eh elo, dateng juga lo kesini" Ujar Sammy membalas sapaan Defan tadi.
Defan merangkul tubuh Sammy, "Pastilah gue kemari, kan gue mau bantuin mantan gue yang paling cantik" Ujar Defan dengan nada sok nya.
Sammy hanya membalas santai, sikap tengil yang di tunjukkan oleh Defan. Baginya, tak ada yang harus dikhawatirkan untuk hubungan Defan dengan pacarnya, toh mereka hanya sekadar mantan, "Iya mantan" Balas Sammy dengan menekankan bagian mantan
Bu Rona beranjak menemui Lusi dan ibunya, begitu juga Yeja, "Halo Ibu Rosyana, perkenalkan saya Yeja, dan ini Bu Rona, kami teman kerja Lusi" Salam hangat dari Yeja sembari memeluk erat sosok yang dipanggil ibu oleh Lusi.
Zia yang dari belakang, juga ikut menyambut mereka, "Halo semua, aku adiknya Ka Lusi" tangannya mendadah ke arah mereka, heh?! ternyata ada Bu Rona juga disini, Zia hanya tersenyum tipis.
Mereka langsung menyoroti suara itu, dan tertawa lepas mendengar pernyataan dari seorang Zia. Lusi juga tak mengelak, dia menerima dengan senang hati ucapan dari Zia. Meski dulu, hatinya sempat di porak-porandakan, tapi semakin kesini, perilaku dia di masa lalu, dapat dimaafkan seorang Lusi.
"Zia? Kamu disini juga?" tanya Bu Rona.
"Iya tante" Angguk, serta jawabnya pada Bu Rona.
Tak ada yang bertanya-tanya apa hubungan Bu Rona dan Zia. Mereka malah asyik membantu Lusi dalam memulai bisnis kecil-kecilan itu.
---
before this story,
"Bu, aku kangen ayah" Ujar bocah kecil yang anggun menggunakan dress berwarna abu-abu.
Wanita di depannya hanya termangu, menatap sendu, hatinya tak kuasa mendengar penuturan dari putri kecilnya, "Nak, sabar yah. Suatu saat pasti ayah pulang" Jawabnya sembari mengeluarkan secarik foto, yang warnanya pun sudah agak pudar.
"Bu, ayah kangen juga gak yah sama kita?" tanya lugunya.
Ibunya makin tak kuasa, sembari menetes pelan membasahi pipi dia menjawab, "Pasti nak ... pasti ayah juga rindu kita, apalagi kamu sudah jadi anak yang baik" Mulutnya dia tutup, untuk tak semakin besar rasa sesak yang dirasa.
Dengan cepat, wanita itu menghapus tangisnya, "Udah yuk kita ke depan. Temen-temen kamu pasti udah nungguin"
bocah itu tersenyum manis, dan mengikuti perkataan ibunya, "ayo bu"
Suara ramai dari ruang tamu sudah menggebu, pesta sederhana untuk anak manis itu berjalan lancar. Sampai sesosok pria muncul dari beberapa tamu yang hadir.
"Ayah?" tanya pelan membuat ibunya menengok ke sosok yang dimaksud.
"Jadi dia, anak hasil hubungan gelap itu" Ucap pria itu lantang.
Plak
Tanpa meminta persetujuan lagi, Rosyana langsung menampar wajah orang, yang dengan teganya mengatakan hal tadi, "Jika kamu datang, hanya untuk memancing keributan, lebih baik kau pergi lagi saja dari sini" Bahkan setega ini kau hancurkan hari ulang tahun anakmu sendiri 'pekik sang ibu.
"Dasar perempuan gila?! Bukannya kau yang, memohon agar aku datang kemari, sekarang saat aku sudah kemari, kau malah menampar seperti ini" Bentaknya.
"Iya, tapi bukan seperti ini yang ku mau, aku mohon padamu, ini hari ulang tahun anak mu sendiri, jangan kau hancurkan dia di hari seperti ini, Dareyn ... aku mohon"
Rosyana sudah tak dapat berkata-kata lagi, dalam hatinya telah hancur. Hari yang seharusnya dapat dijalani bahagia, oleh putri kecilnya. Kini malah di hantui rasa bersalah, karena telah mengundang sosok, yang memang tak seharusnya ada. Mungkin—memang lebih baik mereka hidup berdua, tanpa ada sosok itu.
"Ibu kenapa?" tanya pelan mengekori ibunya yang terlihat menangis, segerombolan tamu, juga meminta pria itu berhenti. Mereka yang datang juga tak sampai hati, terlalu miris dikatakan anak haram oleh ayahnya sendiri, tepat di hari lahirnya.
"Dia bukan anakku, dan akan selamanya begitu" Pergi setelah berucap begitu.
Sosok kecil itu, terus memandangi kepergiaannya, hingga—punggungnya tenggelam jauh entah kemana. Secarik memori yang harusnya bahagia, harus terasa getir karena suatu hal yang tak disangka.
tbc
i love u
jangan copas
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boo | Sanha
FanficIni bocah, bukan sembarang bocah. Langkahnya yang sat set sat set, membuat seorang wanita dewasa terpincut akan sikapnya. Lusi, wanita cantik yang umurnya dua tahun diatas pacarnya itu, tak ada yang aneh dengan hubungan mereka. Hanya saja kini merek...