16. Retak

22 8 8
                                    

Udah hari kamis aja nih. Itu berarti udah waktunya pasangan alay, lebay kembali ke dunia oren.

Canda, canda bukan alay, lebay tapi sweetest couple eakkk.

Selamat malam jum'at, eh maksudnya selamat membaca..

Warning!!

Ku tunggu vote dan comment kalian❤

🌻

Dia terus memaksa Sammy, "Lo harus mau sam"

Sammy selow aja, dia membetulkan tasnya yang agak miring, dan berjalan melewati Zia yang sedang membentaknya. Dia terlihat tidak perduli.

"Sammy, lo lupa. Gw bisa aja bikin tante itu pergi dari lo" Teriak Zia.

Sammy terus berjalan.

"Gw gak peduli" Balas teriak tanpa berbalik badan. Sammy masih saja berjalan hingga dia sampai ke gerbang sekolah.

Zia bertambah panas dengan sikap Sammy, "Lo lihat aja setelah ini"

Situasi ini, membuat perasaan Sammy gundah, dia menghela napas panjang, dan berusaha pasrah, entah kejadian apa lagi yang akan menimpa. Dia kemudian melangkah kembali, Sammy berjalan ke arah halte.

Belum benar-benar sampai, dia sudah dapat melihat wajah cantik Lusi, yang sedang menunggunya. Sammy berhenti sejenak, dirinya merasa ragu. Jika dia disana, apa Lusi akan baik saja, walaupun dia terlihat bodo amat dengan ancaman dari Zia, tapi di lubuk hatinya dia ada perasaan takut. Rasa takut ini muncul, karena bukan dia yang tersakiti, melainkan Lusi.

"Apa yang harus aku pilih lus" Ujar nya pelan, Sammy seolah bertanya pada Lusi yang ada disana.

Dia melangkah lagi, baru beberapa langkah yang dia ambil. Suara teriakan terdengar dari seberang jalan.

"KAK SAMMYY!!" Teriak Zia sambil berlari kecil dengan uraian air mata yang sudah membasahi pipi.

Teriakan Zia tadi membuat Lusi yang duduk disana, menoleh. Ini karena suaranya memang membuat gaduh, dan juga nama yang di sebutkan tadi membuat Lusi merasa terpanggil.

"Kak Sammy, tolong jangan jauhin aku. Aku butuh kakak" Ujar Zia dengan nada lantang. Dia lalu memeluk Sammy erat.

Sammy kaget. Entah apa lagi yang sedang di rencanakan Zia.

"Lo ngapain si" Sammy berusaha melepaskan pelukan seorang Zia.

"Kak pliis, aku gak bisa hidup tanpa kakak. Cuma kakak yang buat aku bahagia" Tambah jadi, Zia semakin erat memeluk Sammmy. Suaranya juga bertambah kencangnya. Bahkan orang yang berlalu lalang pun ikut memperhatikan mereka.

Lusi. Dia dibuat tenggelam dalam larut kekecewaan. Semalam Sammy bilang mereka akan jarang bertemu. Jadi apa ini alasannya. Rasa peduli, yang berujung cinta. Dari awalnya membantu penyembuhan adik kelasnya, hingga menjadi kisah romansa anak sma.

Sammy kemudian melihat ke arah Lusi. Tampak wajah kecewa dari raut wajahnya. 'Lus tolong jangan kamu percaya kejadian ini' Ujar Sammy dalam hati. Mata Sammy sendu, bahkan hatinya juga hancur, haruskah dia mengikuti alur takdir.

"Lepas!" Bentak Sammy.

"Kalo lo gak mau pacar lo celaka. Lo turutin mau gw" Lagi, dan lagi Zia datang dengan ancamannya. Dia membisik pelan ke telinga Sammy.

Meski sedang mengancam, wajahnya penuh dengan tipu daya. Lusi tetap memperlihatkan wajah sedihnya. Oh sungguh drama queen. "Kak, tolong jangan tinggalin aku" Rengek dirinya.

Sammy kemudian membalas pelukan Zia, mungkin hanya dengan begini, gadis penuh drama ini akan menyudahi dramanya, begitu menurut Sammy.

"Gw udah nurutin kemauan lo, sekarang lepasin gw" Ucapnya pelan.

"Good boy, kalo kayak gini kan lo bisa tenang, gak perlu tuh, lo mikirin tante muda itu celaka. Kenapa gak dari kemarin aja sih" Ujarnya sembari melepaskan pelukannya.

Sammy lalu menoleh. Dia mencari sosok Lusi yang tadi berdiri disana. Dengan segera, dia berlari ke halte, namun nihil Lusi telah pergi, pergi dengan perasaan yang sudah pasti hancur karena dirinya.

Dia mengambil handphone dari kantong jaketnya.

Berusaha menelepon Lusi, dan berharap dia akan mengangkat panggilan darinya. Sekali, dua kali, bahkan sampai yang kesepuluh kali, panggilan darinya di reject oleh Lusi.

"Lus, andai aja kamu tahu. Hati ku juga hancur hari ini"

🐣

Berlari sambil sesenggukan. Dia menangis karena tadi. Hatinya patah. Kenapa harus di depan matanya, perempuan itu merengek pada kekasihnya. Tidak bisakah dia seperti itu di jam sekolah, sehingga dia tidak akan melihat kejadian yang membuat hatinya luka. Atau jika tak bisa di jam sekolah, kenapa tidak di rumah sakit saja, bukankah perempuan itu sedang sakit, dan jika tidak bisa di rumah sakit, ya lakukanlah di tempat yang tidak ada dirinya, yang jelas tidak membuatnya merasa luka seperti ini.

Air matanya, membuat penglihatannya agak terganggu.

Tin

Suara klakson nyaring terdengar, dirinya hampir tertabrak karena tak dapat melihat dengan baik.

"Lusi lo kenapa?" tanya Defan yang langsung memegangi kedua lengan Lusi. Rupanya dia pemilik dari suara klakson yang terdengar nyaring itu. Untung saja Defan dengan cepat membelok, jadi Lusi terhindar dari tabrakan.

Lusi sempoyongan, "Gw..gw..gw sakit" Ujar Lusi dengan agak lantang.

"Lo sakit. Yaudah gw anter pulang aja" Ajak Defan.

Bukannya mau, Lusi malah melepaskan kedua tangan Defan yang memegangi lengannya.

"Gak perlu!" Bentaknya. Lusi menangis semakin deras, dan malah jatuh dalam pelukan Defan, "Kenapa, padahal gw gak jahat sama kalian. Kenapa harus hati gw lagi yang retak, kenapa def"

"Lus, lo sebenernya kenapa?" tanya Defan pelan.

tbc

loveeee uuu...

Little Boo | SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang