satu

13.7K 719 47
                                    

Bagi Yoongi musik adalah hidupnya. Susunan nada yang membentuk melodi indah mampu membuat Yoongi mempertaruhkan apapun dalam hidupnya untuk cita-citanya tersebut. Hanya musik satu-satunya hal di dunia yang mampu membuat seorang Min Yoongi rela mengabaikan jam tidur dan meninggalkan kamarnya, hanya musik yang mampu membuatnya mau membuka mata untuk menatap dunia dengan baik.

Yoongi saat ini hanya seorang pemuda yang hidup dengan tekad dan impian besar, ia ingin menjadi seorang pencipta lagu terbaik. Menghasilkan alunan nada indah serta lirik yang mamukau banyak telinga pendengar. Sebuah impian yang membuatnya hidup hingga sekarang.

Berbekal keinginan kuat tersebut, Yoongi keluar dari rumahnya, meninggalkan keluarga yang tak sejalan dengannya tentang masa depan. Ayahnya tak pernah menyukai cita-cita Yoongi, melarang keras segala hal yang berhubunan dengan musik untuk putra bungsunya. Maka, sehari setelah kelulusan sekolah menengah atas, ia memilih pergi dari rumah. Berdebat dengan sang ayah tentang tujuan hidupnya, menerima tamparan dari sang ibu karna berbicara tak semestinya.

Ia menolak pergi ke fakultas bisnis sesuai keinginan sang ayah, abai akan tanggung jawab yang dibebankan untuknya sebagai penerus bisnis keluarga . Hari itu ia memilih hidup dengan kemaunya, mendalami musik yang selama ini selalu berusaha dijauhkan dari jangkauannya.

Yoongi hidup dengan kekeras kepalaannya dan tekat sekuat baja, dia melakukan segala cara untuk membuktikan bahwa ia mampu meraih apa yang dimaunya. Hidup seorang diri di sebuah flat murah dipinggiran ibu kota. Menggadaikan semua waktu untuk impiannya.

Tak ada yang ia miliki sejak hari ia memutuskan untuk memilih sendiri jalan hidupnya. Tak ada lagi keluarga, rumah, hidup mudah, harta dan teman.

Yoongi meregangkan otot-oto tubuhnya yang kaku setelah hampir seharian ini duduk di hadapan komputer untuk menyelesaikan musiknya. Satu cup kopi instan sudah tak mempan lagi membuat matanya terbuka, ia melirik jam pada pergelangan tangan dan berdecak saat waktu sudah menunjukan lewat tengah malam.

Menyandarkan tubuh dan memejamkan mata sejenak, sebelum menyimpan file dan mematikan komputer nya. Ia menyambar mantel yang tergantung di balik pintu dan keluar dari agensi kecil tempatnya bekerja.

Dengan langkah yang sedikit diseret karna terlalu lelah ia berjalan di sepanjang trotoar. Jalanan sangat sepi, tengah malam dan puncak musim dingin menjadi alasan kuat manusia enggan keluar rumah dan memilih bergelung dengan selimut tebal mereka.

Yoongi menguap lebar, mendekap tubuhnya dengan kedua lengan yang jemarinya terasa dingin juga kaku, surai hitamnya terlihat berantakan dan kusut karna belakangan ia tak memiliki waktu untuk mengurusnya. Jarak flat dan agensi kecil tempatnya bekerja tak bisa dibilang dekat, namun pada jam sekarang tak akan ada kendaraan umum yang lewat kecuali taxi online yang bisa dipesannya melalui ponsel. Dan tentu Yoongi tak bisa menghamburkan uang untuk itu, berjalan dengan telapak kaki yang terasa perih karna dingin tak membuatnya pemuda berkulit pucat itu mengeluh.

Setelah satu jam waktu yang di tempuh dengan berjalan kaki, ia dapat berpijak pada lantai dasar bangunan tempat tinggalnya. Menumpukan sebagian badan pada tralis tangga yang cat nya telah terkelupas ia menuju kamar miliknya yang berada di lantai ke empat, lantai teratas bangunan tua tersebut.

Lampu temaram pada masing-masing lorong yang berisi jejeran kamar semakin membuat suasana bangunan tersebut sumpek dan pengap. Tak ada orang yang berkeinginan tinggal pada tempat tersebut tanpa rasa terpaksa. Gedung flat kuno yang berada di pinggiran kota, bahkan Yoongi yakin pemerintah pasti telah mendiskusikan waktu penggusuran tempat kumuh yang tersembunyi di balik gemerlap megah ibu kota.

Untuk Yoongi sendiri, saat ini hanya tempat ini yang bisa dijadikannya tempat bernaung dengan gaji sebagai staff agensi kecil, namun bonus menggunakan komputer dan beberapa alat yang bisa ia manfaatkan menciptakan lagu membuat Yoongi betah dengan pekerjaanya. Meski harus tinggal di bangunan tua pinggiran kota dan bertetangga oleh banyak tunawisma serta buruh kasar kota tersebut. Sekali lagi demi impiannya dan hidup bebas yang selama ini diangankannya.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang