Duapuluhlima

5.2K 599 220
                                    

Happy reading 🥺
.

.

.

.

.

.

.

.

.



















Seokjin tersentak saat mendengar suara gedoran pintu, melirik sekilas pada jam dinding yang menunjukan waktu pukul dua dini hari, ia segera beranjak keluar kamar, mendapati ibunya yang juga terbangun. Mereka membuka pintu tergesa, terlebih mendengar suara tak asing di luar sana.



Dan tepat ketika pintu utama terbuka yang Seokjin dan nyonya Kim lihat adalah bagaimana wajah berantakan Yoongi yang tampak panik mendekap Jungkook yang terkulai di gendongannya, "kak Seokjin, t-tolong...."




Seokjin buru-buru menyeret Yoongi ke dalam, mengambil alih Jungkook daei tangan gemetar Yoongi, "apa yang terjadi?" Tanya Seokjin saat merasakan tubuh Jungkook begitu panas, padahal seingatnya saat makan malam tadi bayi tersebut masih baik-baik saja.



"Apa yang terjadi?" Tanya Seokjin sembari membuka tas medisnya.



Yoongi nampak begitu kalut,  namun berusaha mengumpulkan kesadaran untuk menjelaskan, "tengah malam Jungkook demam, aku memberinya plester penurun demam seperti biasa dan Jungkook juga meminum susunya meski tak sampai habis, tapi setengah jam lalu dia terus terbatuk, nafasnya sesak dan berakhir tenang namun, tak bisa ku bangunkan," terangnya di selingi isakan. Nyonya Kim berusaha menenangkan.

"Kita ke rumah sakit," ucap Seokjin setelah memeriksa Jungkook. Ia menggendong Jungkook setelah membalutnya dengan selimut, "Jungkook tidak sadar."


Kaki Yoongi terasa lemas, meski ia paksakan untuk mengikuti langkah Seokjin keluar rumah dengan tergesa menuju garasi di bawah. Ia benar-benar tak faham dengan apa yang saat ini terjadi, karena terlalu tiba-tiba. Seokjin memberikan Jungkook pada pangkuan Yoongi, sementara ia yang memegang kemudi.


Nyonya Kim menepuk pundak Yoongi menenangkan dan mereka mulai melajukan mobil. Beruntung jalanan lenggang sehingga mereka sampai di rumah sakit kurang dari sepuluh menit.

Sesampainya di rumah sakit, Seokjin membawa Jungkook ke unit gawat darurat, meminta bantuan dokter jaga yang merupakan rekannya untuk turut memeriksa dan menyiapkan pertolongan setelah ia memaparkan kondisi Jungkook.


Yoongi terduduk tak berdaya di kursi tunggu, tak menangis tetapi ia menggigiti kuku ibu jarinya hingga terluka, fikirannya benar-benar kacau dan hatinya dirundung perasaan takut. Ia tak menyangka karena sebelumnya Jungkook baik-baik saja tak menunjukan gejala sakit, bayi kecilnya juga masih rutin melakukan terapi di rumah sakit setiap akhir pekan. Di sampingnya, nyonya Kim juga nampak gelisah, wanita itu menautkan tangan untuk berdoa.


Kondisi rumah sakit sangat sepi, bahkan petugas perawat tak banyak berlalu lalang, membuat Yoongi seolah dapat mendengar detakan jarum jam yanv tergantung di dinding tempatnya bersandar.

Nyaris satu jam akhirnya Seokjin keluar, tersenyum lemah ke arah Yoongi dan ibunya, "Jungkookie butuh dirawat untuk sementara karena membutuhkan bantuan pernafasan, hasil pemeriksaan mungkin akan keluar siang atau sore nanti."

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang