Baby back
👶🏻
🐻❄️
☁️
🐰
???
..
.
.
.
.
Yoongi tengah berkeliling mencari pekerjaan, memasuki satu per satu tempat yang memajang selebaran membutuhkan pegawai baru. Namun, tak ada yang menerimanya, ia tak merampungkan kuliah, hengkang dari bangku universitas karena tak mampu bertahan lebih jauh membayar biaya pendidikan setelah memilih keluar dari rumah, pekerjaannya sebagai produser di agensi kecil dulu hanya berbekal keberuntungannya lolos audisi. Kini diusianya yang ke dua puluh tiga tahun dengan mengandalkan surat kelulusan sekolah menengah atas tak banyak tempat yang bersedia mempekerjakannya.
Ia menghela nafas, menyandarkan tubuh pada bangku taman kota. Memejamkan mata saat lelah mulai terasa, semalam ia menghabiskan waktu untuk membuat lagu, kembali merangkai susunan melodi dan untaian lirik untuk diubah menjadi maha karya yang ia harap dapat mengubah hidupnya, ada banyak yang Yoongi ingini saat ini, ia berharap dapat membesarkan sang buah hati tidak hanya dengan limpahan kasih tetapi juga materi yang cukup, ia ingin Jungkook tumbuh dengan baik, ia tak mau bayinya merasakan kesulitan seperti yang ia jalani saat ini, meski kini semua itu masih tampak jauh tetapi Yoongi juga masih memiliki tekad yang sama, ia juga berharap nantinya ia mampu membalas segala kebaikan yang ia dapatkan sekarang, bagaimana Hoseok yang setia disisinya sejak awal ia terjatuh, pertolongan Seokjin yang membuka jalan bahagianya, bahkan susu dan pengobatan Jungkook terkadang di tanggung oleh dokter tersebut, Seokjin beralasan jika sebagai dokter ia bertanggung jawab atas pasiennya, tetapi Yoongi tahu kebaikan hati Seokjin lebih dari itu, kemudian ada Nyonya Kim, wanita yang kini menjadi sosok ibu baginya, wanita yang membuat segalanya terasa mudah untukknya, mungkin Yoongi selamanya takan mampu membalas ketulusan hati wanita itu, membalas banyak cinta dan afeksi yang ia dan bayinya dapatkan secara cuma-cuma.
Ia menengadahkan kepala, menatap rimbun dedaunan yang menaunginya dari terik matahari siang ini, jemarinya mengepal kuat, menyemangati jiwanya untuk kembali menapak dengan teguh demi bisa mewujudkan semua inginnya.
Maka setelah dirasa cukup, ia kembali melangkahkan kaki, walau hanya satu awal kecil akan tetapi ia tetap harus bisa memenuhi kebutuhan hidupnya kini. Sore hari, akhirnya Yoongi mendapat satu pekerjaan meski tak sesuai ekspetasi, menjadi buruh gudang di sebuah pabrik makanan dengan upah tetap yang ia anggap lumayan, setidaknya ia bisa membeli susu dan makanan untuk bayi kecilnya, sisa uang akan ia gunakan membayar uang sewa tak peduli meski nyonya Kim mengatakan tak perlu memikirkannya.
Yoongi kembali ke rumah, langakahnya dipercepat lantaran rasa rindu untuk mendengar suara bayinya dan menciumi pipi bulat anak itu. Ia menyapa beberapa pelayan kedai, Hoseok menuruni tangga dengan pakaian rapi, "mau kemana?" Tanya Yoongi.
Menunjukan selebaran yang tempo dibicarakan, "aku akan mengumpulkan ini dan mengikuti audisi pekan depan," jawabnya dengan senyum cerah andalan.
Yoongi menepuk bahu Hoseok, "semangat!" Ucapnya yang tak kalah antusias, beberapa kali melihat Hoseok berlatih menari di rumah, ia tahu bahwa pemuda itu memiliki bakat.
Hoseok mengangguk, selangkah saat menuruni tangga ia kembali berbalik menatap Yoongi yang masih berdiri menunggunya, "oh ya, aku sudah mengambil gambar Jungkook, kau harus lihat nanti! Sangat menggemaskan!" Ucapnya dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
FanfictionYoongi adalah definisi dari hidup damai sesungguhnya. Damai dalam artian tak ada satupun manusia yang berani mengusiknya untuk menjalani hidup sesukanya. Dunianya hanya berputar pada pekerjaan, makan dan tidur. Lantas saat satu eksistansi mungil dat...