Sepuluh

5.1K 533 85
                                    

Happy reading
.

.

.












Pagi itu kediaman nyonya Kim sudah sangat sibuk menyiapkan perayaan seratus hari kelahiran si kecil. Wanita itu tengah memasak hidangan untuk mereka makan sementara Hoseok dan Yoongi menyiapkan kue beras yang akan mereka bagikan ke tetangga dengan menempatkannya pada wadah-wadah yang telah mereka hias semalam, Seokjin tengah mendekorasi ruangan, menata buah-buahan dan masakan yang nyinya Kim buat pada meja makan mereka. Semuanya nampak sibuj dengan tugas mereka, sedangkan pemeran utama hari ini justrubtertidur lelap setelah dimandikan dan menghabiskan sebotol susu.

Masing-masing mereka telah menyelesaikan tugasnya, Yoongi dan Hoseok merapikan kue beras yang mereka bungkus pada keranjang besar untuk nantinya memudahkan mereka membawa saat akan membagikan ke tetangga, nyonya Kim tengah membereskan dapur seusai memasak sementara Seokjin duduk di samping tubuh gendut si kecil dan menciumi dengan gemas pipi dan perutnya,

Jungkook yang merasa tidurnya terganggu merengek, tapi Seokjin tak kunjung berhenti mengerjai bayi itu, ia terus menciumi pipi tembam si kecil dan berakhir tangis anak itu pecah. Bukannya merasa bersalah, Seokjin justru tertawa melihat bayi itu menangis, bibir kecilnya mencebik dan melengkung turun, pipi bulatnya memerah dan kakinya menendang-nendang udara, dibawanya tubuh gempal itu dalam gendongan.

"Ya! Seokjin berhenti mengganggu Jungkook!" Nyonya Kim mendekat, mengambil si kecil yang masih menangis dari gendongan Seokjin dan menimangnya.

"Paman Seokjin nakal?" Tanyanya pada si bayi yang menatap dengan mata berair, "heuung."

"Nakal iya, paman nakal?"

"Heuuung."

Seokjin tertawa, membawa bayi itu dari gendongan ibunya dan kembali menciumi dengan gemas, "bayi sudah mau mengadu?" Ucapnya sedangkan Jungkook sendiri kembali menangis karna diciumi, "papa kan rindu dengan Jungkookie, masa Jungkookie tidur terus?" Gerutu Seokjin.

Mendengar ucapan Seokjin, ibunya segera memukul pria itu, "siapa yang kau sebut papa?!"

"Ibu saja menyebut diri ibu sebagai nenek, kenapa aku tak boleh menajadi papa Jungkook?" Jawab Seokjin membela diri, ia menjauhkan Jungkook saat ibunya berusaha mengambil alih bayi yang masoh menangis itu. Hak tersebut membuat Hoseok yang sejak tadi memperhatikan tertawa.

"Menikah dan buat bayi sendiri!" Ucap nyonya Kim.

"Tidak mau!" Jawab Seokjin.

"Hmmm, bayi bangun rewel sekali," ucap Yoongi dari arah dapur dengan sebotol susu.Kedatangan Yoongi memutus perdebatan Seokjin dan ibunya. Ia mengecup bayinya yang masih berada dalam gendongan Seokjin dan memasukkan ujung botol ke mulut si bayi yang mana membuat tangisannya berhenti seketika dan berganti dengan mulut mungilnya yang menghisap rakus.

"Huuuuu, Jungkookie diamnya hanya kalau minum susu," ucap Seokjin yang memangku bayi itu, ia ngemabil alih memegangi botol sementara si kecil hanya menatapnya polos dan sibuk dengan botol susunya. "Apa kau selalu membuatkan susu tiap Jungkook menangis?" Tanya Seokjin pada Yoongi yang masih duduk di depannya.

Yoongi menggeleng, "tidak tentu saja, aku hanya membuatkan pada jadwalnya dan selebihnya Jungkook menghisap pecifier," jawab Yoongi.

Seokjin mengangguk, ia menyingkirkan tangan Hoseok yang kini juga tengah menjahili pipi Jungkook hingga anak itu kembali mencebik, "baguslah, lihat, hanya minum susu sesuai jadwalnya saja dia bahkan sebesar bayi beruang."

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang