Baby

limapuluhlima

Happyreading!
.

.

.

.

.

.

.

Jungkook menangis tersedu, telunjuk mungilnya didekap di depan dada dengan sebelah tangannya yang lain lantaran terluka, terjepit pagar pembatas yang tuan Min pasang di beberapa bagian rumah.

"Ojie maaf ya sayang..."

"Huhuhu...."

"Ojie minta maaf ya..."

"Aaap jie...."

"Iya, maaf ya..."

"Nya aa..aap..huks..huks..."

Bibir bayi itu mencebik, wajahnya penuh air mata membuat Yoongi tertawa karena luka itu tak seberapa, hanya meninggalkan bekas memerah tanpa lecet ataupun lebam. Sebenarnya Jungkook menangis lebih karrna terkejut mendengar teriakan kakeknya saat melihat jari kecil bayi itu terjepit.

"Yoongi buatkan susu biar tidak menangis lagi!" Perintah tuan Min.

"U...u...yah huhuhu..."

"Mana yang sakit bayi?" Tanya Yoongi, ia berlutut di depan bayinya yang tengah di pangku sang kakek.

"Ni...ni..." Jungkook memperlihatkan telunjuknya kepada Yoongi.

"Sini, ayah cium biar sembuh." Yoongi membubuhkan kecupan di jari kecil itu, "sudah sembuh."

"Ni yah..." Jungkook memberikan telunjuknya yang lain dan Yoongi.kembali mengecupnya.

"Ni yah..." kali ini menepuk dua pipi bulatnya.

"Ojie saja yang cium ya?"

Jungkook membiarkan kakeknya mencium pipinya tapi tetap menagih ciuman dari sang ayah.

"U...u... yah..."

"Kan sudah sembuh?

"U...u..." rengek Jungkook, bibirnya kembali mecebik, siap menangis.

"Ya, sekalian bobo ya?" Yoongi beranjak berdiri untuk membuatkan susu.

"Apa yang anda butuhkan?"

Yoongi tersenyum pada pelayan yang menyapanya saat ia memasuki dapur, "aku mau membuatkan Jungkook susu bi," jawabnya.

"Biar saya yang buatkan," pelayan itu mengambilkan botol dan kaleng susu Jungkook di dalam almari yang khusus berisi keperluan si kecil terutama stok susu yang jumlahnya lebih dari dua puluh kaleng.

"Tidak perlu bibi, biar saya buatkan untuk Jungkook."

Wanita itu mengangguk dan tersenyum, "silahkan."

Yoongi menakar air dan bubuk susu untuk bayinya. Dulu membeli susu untuk Jungkook terasa sangat berat, karena harganya yang hampir tiga kali lipat dari susu biasa, ia bahkan pernah sesekali mengurangi takaran bubuk susu untuk menghemat walau berujung tak tega dan menambah jatah sebotol susu untuk bayi itu.