Terlihat David baru saja keluar dari ruangan Baretha. Saat David keluar, orang tua Baretha pun berjalan mendekati David.
"Bagaimana keadaan putri ku?" Tanya Sam yaitu ayah Baretha.
"David apa tante boleh masuk nemanin Retha?" Ujar Ani bunda Baretha.
"Boleh tante." Ani pun segera masuk ke dalam ruang rawat untuk menemani Baretha.
Sedangkan David mengajak Sam ke dalam ruangannya untuk membicarakan keadaan Baretha. David mempersilahkan Sam untuk duduk.
"Bagaimana keadaan Baretha?" Tanya Sam dengan wajah yang khawatir.
"Om tenang aja, Baretha besok bisa langsung pulang. Baretha cuman kelelahan saja." David memberikan segelas teh pada Sam.
"Kemaren kau bilang, kau baru saja selesai memeriksa kembali mata Baretha. Bagaimana kondisi mata Baretha?"
"Om juga tau kalau kecelakaan beberapa tahun yang lalu membuat mata Baretha bermasalah karena mendapatkan benturan yang keras dan juga kecelakaan itu membuat Baretha trauma berat."
"Dia selalu saja menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu." David pun menghela nafas berat saat melihat Sam yang mengkhawatirkan keadaan Baretha.
Sebenarnya Baretha sering sakit karena kelelahan dan juga Baretha terkadang mengalami serangan panik jika Baretha mengalami mimpi buruk tentang kecelakaan beberapa tahun yang lalu.
"Apa om sudah pernah bicara sama Retha bahwa kecelakaan itu murni kecelakaan bukan salah dia dan kaki om cedera jua bukan salah dia?" Ujar David.
"Aku sudah mengatakan berulang kali. Tapi Retha tetap keras kepala menyalahkan dirinya sendiri, sampai dia tidak ingin menggunakan nama keluarga lagi." Sam sangat sedih karena Baretha tidak menggunakan nama keluarga lagi.
"Aku akan melakukan yang terbaik buat Retha. Kita akan menghilangkan traumatik Retha dengan perlahan."
"Kau sudah seperti anak ku sendiri David. Kau sudah merawat Retha dengan baik, hanya kau yang bisa aku percaya untuk menjaga Retha."
"Aku akan menjaganya dengan baik."
"Baiklah, aku ingin menemui istri ku." Sam pun menepuk pundak David akrab dan setelah itu Sam melangkahkan kakinya keluar dari ruangan David.
Sekarang David duduk di ruangannya sambil menatap bingkai foto dirinya yang sedang menamani Baretha makan ice cream.
Baretha yang terlihat sangat polos dan lucu sangat berbanding terbalik dengan sifatnya.
Sosok Baretha yang ceria bisa mengubah David yang berdarah dingin menjadi David yang penyanyang.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun merebut kamu dari aku." Gumam David seraya mengusap bingkai foto itu.
Di lain tempat terlihat Bara sedang berada di markas DEVIL. Nampak suasana yang sangat tegang.
Terlihat Rangga dan Hasta yaitu anggota DEVIL dengan Bara sedang berdiskusi serius di markas DEVIL.
Di atas meja terlihat tumpukkan kertas dan foto-foto Mahesa bersama seorang perempuan yang bernama Salju, yang Bara ketahui bahwa perempuan itu adalah perempuan yang dekat dengan Mahesa.
“Kalau kaya gini terus, kita tidak bisa menemukan pelakunya.” Hasta sangat lelah karena tidak ada petunjuk sama sekali tentang kematian Mahesa.
“Gue mau tanya? Sebelum Mahesa balapan, Mahesa berada dimana?” tanya Bara.
“Yang gue ingat, Mahesa ngantar Salju ke bandara terus Mahesa datang ke markas karena gue nelpon bilang kalau gue di pukul sama orang asing. Gue lupa bilang sama lo, sebelum kematian Mahesa gue di pukul dengan orang asing dan orang asing itu ngancam DEVIL buat jauhin Salju. Yang gue ingat orang itu ada tato mawar di leher belakangnya.” jelas Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...