Terlambat Datang

236 70 20
                                    

untuk part kali ini harap bijak dalam membacanya, karena akan ada adegan yang menurut Al sedikit agresif dan berbahaya yang tidak pantas untuk di tiru! Untuk dedek gemes Al harap yang pintar ya dalam membacanya.

Al selalu berusaha membuat tulisan yang bisa membangun hal yang baik buat readers. So Take only the positive and discard the negative. because I want my story to be a life lesson for others🥰🥰🥰😍🤗

Sekarang Bara bersama Rafa sedang berada di dalam toko aksesoris. Banyak pasang mata yang menatap mereka, karena hanya mereka berdua cowok yang ada di toko itu.

"Bar, lo sebenarnya mau beli apa sih?" Tanya Rafa yang sedang mencoba beberapa bando yang lucu dan membuat Rafa menjadi sangat imut.

"Gue bingung beli hadiah buat Yura." Bara menatap sekeliling dengan penuh ke bingungan.

"Beli kalung gih, atau nggak baju. Yura kan cewek modis, pasti suka barang-barang kaya gitu."

"Lo sendiri nggak mau beli apa-apa?"

"Gue mau beli gelang buat Baretha, sama beli bando buat Ratu."

"Hah?"

"Besok tanggal 15 september, setiap tanggal 15 september gue sama Aslan beli hadiah buat Baretha, Ratu sama Zea."

"Emang itu hari apa?" Bara sangat penasaran dengan tanggal 15 september itu.

Selama ini Bara selalu menghindari acara berkumpul jika ada Baretha di sana, karena dulu menjaga jarak dengan Baretha.

Pertanyaan Bara membuat Rafa terdiam, wajah Rafa menjadi sendu dan itu membuat Bara semakin penasaran.

"Itu tanggal hari di mana Baretha mengalami kecelakaan yang bertepatan dengan kecelakaan Esa. Aslan sama gue selalu memberi hadiah pada Salju agar Salju melupakan hal mengerikan itu." Bara yang sedang memilih aksesoris pun seketika terdiam.

Bara langsung memalingkan wajahnya ke arah Rafa. Bara sangat tidak tau akan hal itu, dan juga Bara melupakan tanggal kecelakaan yang terjadi pada Mahesa.

"Kenapa lo nggak pernah kasih tau tentang ini?" Tanya Bara.

"Bukankah lo sendiri dulu yang nolak keberadaan Baretha di sekitar lo. Bahkan setiap gue sama Aslan ajak lo buat ngumpul bareng sama Baretha lo selalu nolak." Sindir Rafa dengan tangan yang menepuk pundak Bara pelan.

Bara hanya diam dan Rafa pun berjalan meninggalkan Bara menuju tempat aksesoris lainnya. Sedangkan Bara masih terdiam dengan mata yang menatap ke arah gelang pemberian Baretha padanya.

Semenjak Bara berteman dengan Baretha, banyak hal tentang Baretha yang terungkap. Sosok Felix yang ada di dalam diri Baretha semakin membuat Bara penasaran dengan Baretha.

"Bar! Bara!" Panggil Rafa sembari mengguncang tubuh Bara untuk menyadari dari lamunannya.

"Hah? Apa?"

"Lo yang kenapa? Dari tadi gue panggil lo nggak nyaut-nyaut."

"Hmm-sorry."

"Buruan Bar, lo bilang jam 8 malam ini Yura tampil."

"Oke, lo duluan aja ke parkiran. Gue mau bayar ini dulu." Ucap Bara dan di balas Rafa dengan anggukan kepala, kemudian Rafa pun beranjak menuju parkiran.

Setelah itu Bara mengambil kalung bentuk matahari dan membayarnya ke kasir. Saat Bara berjalan, tanpa di sadarinya gelang pemberian Baretha terlepas.

Bara membayar belanjaannya dan kemudian hendak beranjak keluar dari toko tersebut, tapi sebuah tangan menahan tangannya.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang