"Retha mana sih dari tadi susah banget di cariin" ucap Zea sambil mencari-cari keberadaan Baretha di kantin.
"Mungkin masih sibuk di ruang OSIS, kan tinggal dua hari lagi acara HUT." Ujar Ratu seraya menyeruput jus apelnya.
"Retha kan baru keluar dari rumah sakit, kalau kek gini terus dia bakalan drop lagi."
"Kaya lo nggak tau Retha, semakin lo larang semakin melunjak dia. Dia nggak bakalan berhenti sampai dia drop lagi."
"Keras kepala banget sih dia." Ratu pun menganggukan kepala untuk membenarkan ucapan Zea.
Sedangkan Bara yang sedari tadi duduk di hadapan Ratu dan Zea hanya diam. Tak bisa di pungkiri Bara pun penasaran dimana Baretha berada sekarang.
Semenjak Bara mengucapkan perkataan pedas pada Baretha, sejak itu juga bayangan mata Baretha yang berkaca-kaca selalu muncul di bayangannya.
"Lagi ngomongin apa sih kalian?" Ujar Aslan yang sudah membawa makanan pesanan mereka.
Rafa yang ada di belakang Aslan pun juga membawa pesanan mereka juga, setelah menyusunnya di atas meja Rafa langsung duduk di samping Bara.
"Lagi ngomongin Retha." Sahut Ratu.
"Lah tadi aku sama Rafa baru aja ketemu sama Retha. Tadi dia minjam kunci gudang sama pak Maman buat ngambil matras katanya."
"Sendirian?"
"Kayanya gitu sih." Ratu pun menghela nafas berat.
Ratu terkadang di buat kesal dengan Baretha yang keras kepala. Baretha selalu melakukan sendirian tanpa ingin minta bantuan siapapun.
Bara yang sudah mengetahui keberadaan Baretha pun terrsenyum tipis, kemudian Bara bangun dari tempat duduknya dan sontak membuat teman-temannya bingung.
"Mau kemana lo?" Tanya Rafa dengan mengerutkan keningnya.
"Gue ada urusan." Jawab Bara singkat.
"Terus makanan lo?"
"Lo aja yang makan, gue tuker sama susu kotak lo."
"Tapi-"
"Gue duluan." Bara pun langsung mengambil susu kotak Rafa dan segera berlari meninggalkan kantin.
Aslan dan Rafa menatap kepergian Bara dengan bingung. Aslan penasaran, urusan apa yang membuat Bara terburu-buru seperti itu.
"Itu Bara mau ke mana sih?" Gumam Aslan.
Sedangkan Bara berlari menuju gudang sekolahan untuk bertemu dengan Baretha. Tangan Bara menggenggam susu kotak yang di bawanya dengan erat.
Tapi kemudian langkah Bara pun terhenti saat melihat Baretha sedang di rangkul oleh Angkasa. Terlihat Baretha begitu dekat dengan Angkasa, seketika mata Bara menghunus tajam.
Baretha yang melihat Bara berdiri tidak jauh darinya pun terkejut. Tapi detik kemudian Bara berbalik dan berjalan menjauhi gudang sekolah dengan perasaan amarah.
Baretha menatap Bara dengan tatapan sedih, karena ini sudah kedua kalinya Bara menatap dirinya dengan penuh kebencian.
"Sekarang apa yang membuat lo natap gue kaya gitu lagi Bar?" Tanya Baretha dalam hati.
"Retha ayok buruan, kaki lo harus buruan di obatin. Lo juga sih kenapa ngambil matras sendirian? Jadi jatuhkan lo!" Omel Angkasa tapi tak di tanggapi Baretha.
Sedangkan Bara berhenti tepat di depan bak sampah, tanpa berpikir lagi Bara membuang susu kotak yang ada di tangannya ke bak sampah.
"Gue udah salah punya niat minta maaf sama lo Retha! Ternyata lo tetap cewek centil yang ngedekatin siapapun dengan tanpa rasa malu!" Bara menatap tajam susu kotak yang sudah berada di bak sampah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Novela JuvenilBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...