Tidak Benar

162 59 10
                                    

"Lama ya nunggunya? Maaf ya..." ujar Bara sambil mengusap kepala Baretha yang dihadapannya.

"Iya nggak papa kok." Jawab Baretha singkat dengan senyuman tipisnya.

"Tunggu, kenapa mata kamu merah? Kamu habis nangis?!" Bara melihat mata Baretha yang merah dan basah membuat Bara khawatir.

"Nggak kok, tadi Ratu ngajak aku nonton film terus tanpa sadar aku nangis."

"Nonton? Emang nonton film apa? Sampe buat kamu nangis gini."

"Titanic. Filmnya sedih banget Bara."

"Lain kali kalau udah nggak kuat nonton jangan diterusin nontonnya." Tangan Bara mengusap kepala Baretha dan menyeka bekas air mata yang tersisa di ujung mata Baretha.

Kemudian Baretha pun menganggukan kepalanya dan Bara tersenyum senang melihatnya. Setelah itu Bara memasangkan helm ke kepala Baretha dengan pelan.

Baretha menatap Bara yang ada dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Bara melihat dengan jelas bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Baretha darinya, entah kenapa Bara merasa bahwa beberapa hari ini Baretha terlihat berbeda.

Tangan Baretha menyentuh wajah Bara pelan, mata mereka berdua saling memandang satu sama lain, seakan mencari jawaban dari pertanyaan yang tidak bisa mereka ucapkan.

"Ayo kita pulang." Ajak Bara dan Baretha menganggukan kepalanya.

Baretha pun segera naik keatas motor Bara dan Bara dengan cepat menarik tangan Baretha agar memeluk dirinya. Setelah itu Baretha diam dan memeluk tubuh Bara dengan erat.

Setelah itu Bara mengendarai motornya menuju rumah Baretha. Selama di perjalanan Baretha hanya diam dan Bara pun merasa Baretha sedikit berbeda dari sebelumnya.

Tidak lama kemudian akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Baretha. Kemudian Baretha turun dari motor Bara dan melepaskan helmnya.

"Makasih ya udah nganter aku pulang. Kamu pulangnya hati-hati." Ucap Baretha dan hendak berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Tapi dengan cepat Bara menahan tangan Baretha, Bara menarik pelan Baretha agar berdiri di dekatnya. Baretha hanya bisa menunduk tanpa ada senyuman di wajahnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Bara dengan mengangkat wajah Baretha.

"Aku nggak papa kok." Elak Baretha halus.

"Kamu bohong Retha, aku tau kamu bohong."

"Kamu sendiri, apa kamu pernah bohong sama aku?" Pertanyaan Baretha membuat Bara terdiam.

Karena kebohongan Bara pada Baretha yaitu tentang hubungannya. Sebenarnya Bara tidak bermaksud membohongi Baretha, tapi karena Bara takut kehilangan Baretha untuk kesekian kalinya akhirnya Bara pun berbohong.

Baretha menatap Bara dengan tatapan yang sulit diartikan. Baretha melepaskan tangan Bara yang menggenggam tangannya.

"Kenapa kamu diam? Apa ada yang kamu sembunyikan dari aku?" Ujar Baretha.

"Nggak ada Baretha, apa yang kamu khawatirkan? Aku nggak ada sembunyiin apapun.

"Benarkah? Kalau begitu tidak ada masalah, sekarang aku mau pulang Bara."

"Baretha, dengarin aku dulu..." Baretha tidak mendengarkan ucapan Bara melainkan melangkah masuk ke dalam rumah.

Sedangkan Bara hanya bisa menghela nafas berat, Bara bingung kenapa Baretha menayakan hal itu padanya. Untuk sekarang Bara tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

"Apa gue salah? Gue cuman takut kehilangan dia, gue nggak ada maksud bohongin dia." Gumam Bara menatap Baretha yang menutup pintu rumah tanpa menatap arahnya.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang