"Ze, lo kenapa bisa sakit gini sih?" Tanya Baretha yang sudah duduk di samping Zea terbaring dengan infus di tangannya.
"Gue baik-baik aja kok. Gue cuman lagi kecapean aja." Sahut Zea dengan senyuman manisnya.
"Seharusnya lo kabarin gue lebih dulu Zea, gue kan khawatir sama lo."
"Iya-iya bawel, lo mah kebiasaan banget ngomong terus. Sekarang lo bawa apa buat jenguk gue."
"Pikiran lo makanan aja. Nih, gue bawa bolu karamel kesukaan lo." Baretha meletakkan bolu karamel yang baru saja dia beli sebelum sampai di rumah sakit.
Mata Zea pun berbinar saat melihat bolu karamel yang menjadi kesukaannya. Baretha membantu Zea untuk duduk menyender agar mudah untuk memakan bolunya.
Baretha dengan telaten membantu Zea untuk makan, Baretha mengikat rambut Zea tapi tiba-tiba Baretha melihat rambut Zea yang merontok.
Baretha sangat terkejut melihat hal itu, Baretha mencoba menyisir kembali dan rambut Zea semakin banyak yang rontok.
"Kenapa lo berhenti nyisir gue?" Tanya Zea yang asik memakan bolunya.
"Ng-nggak papa ini lagi mau gue ikat rambut lo." Baretha terpaksa berbohong agar Zea tidak khawatir.
"Thanks Tha, lo emang teman baik gue." Ujar Zea tersenyum hangat pada Baretha.
"Lo juga teman baik gue Ze." Balas Baretha.
Tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan menampakkan sosok Ratu bersama Aslan. Ratu yang baru saja masuk pun langsung memeluk Zea dan menangis, Baretha dan Zea yang melihat Ratu menangis hanya bisa tertawa.
"Lo kenapa bisa sampai kaya gini sih!" Ratu memarahi Zea tapi Zea hanya tertawa dengan membalas pelukkan sahabatnya itu.
"Lo lebay banget sih Rat, gue baik-baik aja." Sahut Zea.
"Lo berdua malah ngetawain, hiks...lo tau nggak gue takut dengar lo masuk rumah sakit. Hiks...hiks...lo berdua itu sahabat gue, cuman lo berdua teman baik gue." Ucap Ratu yang menangis kencang.
"Udah-udah jangan nangis lagi Zea bakalan baik-baik aja kok Rat."
"Lo dulu juga pernah bilang kalau lo baik-baik aja tapi lo malah sakit parah Retha. Gue takut banget hala itu terulang lagi." Ratu sangat ketakutan jika membayangkan hal buruk terjadi pada sahabat-sahabatnya.
Ratu sudah pernah merasakan ketakutan saat melihat kondisi Baretha yang sangat tidak terkendali saat mengalami gangguan mental setelah kecelakaan itu terjadi.
Melihat Baretha yang menyiksa dirinya dengan membentur kepalanya di dinding membuat Ratu sangat takut.
"Lo memang teman yang baik gue beruntung punya sahabat kaya lo." Ujar Baretha dan memeluk Ratu.
"Gue juga beruntung bisa jadi temam lo berdua." Ucap Zea, Baretha dan Ratu pun tersenyum. Zea akhirnya memeluk mereka berdua dengan perasaan yang sangat bersyukur.
Aslan yang sedari tadi berdiri hanya tersenyum tipis melihat hubungan pertemana 3 gadis cantik yang ada di depannya itu.
Aslan sangat mengetahui bahwa persahabatan mereka bertiga sangatlah kuat seakan mereka bukan teman tapi saudara. Aslan yang selalu satu sekolah dengan mereka sangat mengenali hubungan persahabatan mereka itu.
"Yaudah, gue mau ke ruangan ka David bentar. Aslan, lo jaga mereka bentar ya." Ujar Baretha.
"Oke bu bos!" Baretha pun tersenyum dan kemudian Baretha keluar ruangan Zea menuju ruangan David.
Baretha merasa khawatir dengan keadaan Zea saat melihat rambutnya yang merontok. Baretha memikiri hal itu sambik melamun tanpa di sadarinya David berdiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...