Salju Di Australia

205 62 3
                                    

Setelah menempuh perjalanan 6 jam 50 menit akhirnya Bara dan kedua temannya pun sampai di Australia dengan selamat dan aman.

Mereka bertiga langsung menuju hotel. Saat perjalanan menuju hotel, Bara melihat sebuah cafe untuk bersantai minum coffee.

"Stop, I want to stop here." Ucap Bara pada sopir taksi di sampingnya.

Sopir itu pun menghentikan mobilnya, sedangkan Elvano dan Rafa bingung untuk apa berhenti padahal letak hotel masih jauh.

"Lo mau kemana njirr?! Hotel masih jauh." Ujar Elvano.

"Lo berdua duluan, gue mau ke cafe bentar sendiri." Bara langsung keluar dari mobil taksi itu dan berjalan menuju cafe.

"Hotel." Ucap Rafa, dan sopir pun melajukan mobilnya menuju hotel.

"Bara emang suka sendiri, percuma kita ajak liburan." Elvano menghela nafas sembari menyenderkan tubuhnya.

"Maklumin aja lah, namanya aja kebingungan cari ceweknya yang hilang." Ucapan Rafa sontak membuat Elvano tertawa.

Sedangkan Bara sudah duduk santai di cafe dengan segelas kopi panas, Bara menghangatkan tubuhnya karena sekarang di Australia sangat dingin.

Bara menikmati pemandangan kota dari dalam cafe, hingga mata Bara melihat seorang perempuan dengan rambut hitam kebiruan terurai.

Bara tidak bisa melihat wajahnya karena posisi perempuan itu membelakangi Bara. Perempuan itu mengenakan mantel berwarna biru yang tebal.

"Excuse me." Ucap perempuan itu memanggil waiters.

Tapi seketika mata Bara membulat saat melihat gelang yang melingkar di tangan perempuan itu saat terangkat memanggil waiters.

Bara langsung berdiri dan berjalan pelan menuju perempuan itu. Tapi saat Bara berjalan tiba-tiba seorang waiters memanggilnya.

Bara pun berbalik menghadap waiters tersebut yang berbicara, tapi pikiran Bara tidak fokus dan detik kemudian Bara berbalik untuk melihat perempuan itu.

Tapi ternyata perempuan itu sudah pergi, dan Bara hanya bisa menghela nafas berat. Bara pun menyentuh meja bekas perempuan itu dengan perasaan miris.

"Apa yang gue harap? Tapi kenapa gue merasa Baretha ada di sekitar gue?" Sesaat Bara merasakan bahwa Baretha ada di sampingnya.

Tanpa Bara sadari bahwa perempuan yang selama ini di carinya baru saja keluar dari cafe tersebut.

Baretha keluar dari cafe dan berjalan menuju rumah sakit. Meski lumayan jauh, tapi Baretha sangat menikmati perjalanannya.

"Kenapa ingatan ku belum kembali? Aku selalu merasa ada seseorang yang aku lupa." Gumam Baretha.

"Kenapa kamu berbicara sendiri Baretha?" Tanya David yang tib-tiba sudah berdiri di sampingnya.

"Kak David? Sejak kapan ada di sini?"

"Kakak baru aja keluar dari toko buku terus liat kamu, yaudah kakak ikutin aja kamu di belakang."

"Kenapa nggak panggil aja akunya?"

"Lagi enak mandangin muka kamu."

"Kakak suka banget bercanda gitu sama Baretha." David pun tertawa miris karen Baretha menganggap ucapannya hanya candaan.

Meski Baretha hilang ingatan, tetap saja David tidak bisa menggapai hati Baretha. Baretha selalu saja menganggap David sebatas kakak dan adik.

"Gimana magang kamu? Kenapa kamu tidak mengambil dokter umum saja dan lebih memilih bagian forensik?" Ujar David.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang