"Retha, bantu gue pasang spanduk." Ucap Ratu yang berdiri di depan pintu UKS.
"Aslan kemana, kenapa nggak bantu lo?" Baretha berjalan mendekati Ratu berdiri.
"Aslan sama Bara lagi ngambil meja di gudang."
"Oh gitu. Yaudah buruan, gue harus bantu Angkasa lagi di OSIS."
"Oke!" Ratu pun segera naik ke atas kursi dengan Baretha yang memegang kursinya agar tidak terjatuh.
Ratu dengan hati-hati memasang spanduk, sedangkan Baretha memastikan kursi yang dinaikkan Ratu tidak bergoyang.
Hari ini sekolahan mengadakan Free day karena persiapan untuk acara ulang tahun sekolah yang akan dilaksanakan besok.
Baretha hari ini sangatlah sibuk karena harus membagi waktunya di dua organisasi, Baretha harus membantu Ratu di PMR dan juga membantu Angakasa di OSIS.
"Retha, gue udah selesai. Coba lo liat miring atau nggak. Lepas aja dulu, gue bisa pegangan di dinding." Ujar Ratu dan langsung di turuti oleh Baretha.
Mata Baretha yang fokus ke arah spanduk dengan kakinya melangkah ke belakang tanpa melihat ada sebuah batu bata di belakangnya.
"Rat itu geser ke- akhh!!!" Kaki Baretha menginjak batu bata itu dan hampir membuat Baretha jatuh jika saja sepasang tangan tidak menahan tubuh Baretha dengan erat.
"Mata lo dimana hah?!" Bentak Bara karena Baretha berjalan mundur tidak hati-hati.
"Bara." Baretha hanya bisa tersenyum manis tanpa peduli Bara baru saja membentaknya.
"Ngapain lo senyum-senyum?"
"Nggak papa, senang aja lo udah nolong gue."
"Orang lain kalau liat lo juga bakalan nolong lo, jangan terlalu percaya diri."
"Biarin, yang penting lo nolong gue berati lo peduli sama gue.
"Terserah, gue malas debat sama lo." Bara berjalan masuk ke dalam UKS dan di ikuti Baretha di belakangnya.
Sedangkan Aslan dan Ratu hanya bisa tersenyum tipis melihat Baretha yang masih saja mengejar Bara meskipun Bara sudah bersikap kasar padanya.
"Bara lo udah makan?" Tanya Baretha yang langsung duduk di hadapan Bara dengan tangan yang di atas meja menopang dagunya.
"Belum." Jawab Bara singkat tanpa melihat wajah Baretha sedikit pun.
"Yaudah, makan bareng sama gue aja."
"Gue nggak mau."
"Ayok makan sama gue aja."
"Kenapa lo maksa gue?"
"Karena gue nggak mau liat lo nggak makan, kan lo teman gue." Baretha tersenyum ke arah Bara dan membuat hati Bara berdebar.
"Gue bisa makan bareng Aslan." Sahut Bara dengan mata yang melirik ke pergelangan tangan Baretha.
Hari ini Baretha lagi-lagi menggunakan jaket untuk menutup pergelangan tangannya terluka, Baretha melihat Bara yang menatap ke arah pergelengan tangannya pun segera menarik jaketnya untuk menutupi tangannya.
"Eemm kalau gitu baiklah, jangan lupa makan ya. Gue harus balik ke OSIS lagi." Baretha yang gugup pun segera beranjak pergi, tapi dengan cepat Bara menahan tangan Baretha.
"Awww!" Ringis Baretha kesakitn karen Bara mencengkram pergelangan tangannya.
"Kenapa tangan lo?"
"Gue nggak papa, gue harus balik ke OSIS secepatnya kasihan Angkasa sendirian." Baretha menarik tangannya dan berlari keluar dari UKS.
Bara hanya bisa diam menatap datar Baretha yang pergi. Tanpa sadar tangan Bara terkepal, terbesit perasaan tidak suka saat Baretha menghindarinya karena pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Novela JuvenilBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...