“Tumben lo ke sini Bar?” tanya Hasta sembari memakan gorengan yang di bawakan oleh Bara.
“Gue cuman lagi mau main aja. Gue juga mau nanya, apa ada perkembangan tentang kasus Mahesa?” Bara berdiri dan menatap bingkai foto di atas meja yang terdapat foto mereka bersama saat Mahesa masih ada.
“Gue sama yang lain belum nemu bukti baru lagi selain tato bunga mawar itu.”
“Gue udah coba nyusup ke markas mereka, tapi gue nggak nemu apapun tentang kecelakaan Mahesa.”
“Sebenarnya gue punya firasat kalau ini perbuatan dari musuh keluarga Mahesa sendiri.”
“Gue juga sempat mikir begitu.”
“Kenapa nggak lo selidikin aja? Sekarang di perusahan Mahesa lagi ada acara, bokap lo juga pasti ada di sana karena bokap lo salah satu teman dekat keluarga itu. Lagi pula Aldi juga udah ke sana.”
“Ide lo bagus juga, tapi nggak mungkin gue datang ke acara itu pakai baju ini.” Bara melepaskan baju seragamnya dan menyisakan kaos dalam berwarna hitam miliknya.
“Tenang, lo bisa pake setelan jas milik gue yang ada di sini.” Hasta berjalan menuju lemari yang ada di sampingnya.
Hasta membuka lemari itu dan segera mengambil setelan jas yang berwarna marron dengan kemeja dan celana berwana hitam.
Setelah itu Hasta langsung menyerahkannya ke Bara, dan Bara segera mengambilnya.
Kemudian Bara menuju ruangan yang ada di markas DEVIL untuk menggantikan pakaiannya.
Bara tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menggantikan pakaian, sekarang Bara sudah mengenakan pakaian formal yang semakin membuat Bara terlihat tampan.
“Wow! Jarang banget gue liat lo pakai setelan jas.” Ejek Hasta saat Bara yang baru saja keluar dari ruangan ganti pakaian.
“Lo ngomong sekali lagi, gue banting lo!” Bara menghunuskan tatapan tajam ke arah Hasta.
Sedangkan Hasta malah tertawa semakin keras, dan membuat Bara mendengus kesal.
“Santai aja dong bro.”
“Gue berangkat.”
“Hati-hati, jangan sampai rusak baju gue Bar.” Bara memutar bola matanya malas dan berjalan keluar meninggalkan Hasta yang asik mengejeknya.
Bara pun langsung mengenakan mobil Ratu yang belum dia kembalikan itu.
Bara mengendarai mobilnya menuju perusahaan Mahesa untuk menghandiri acara pesta, Bara menghandiri acara tersebut hanya ingin menyelidiki tentang kasus kecelakaan Yuda Mahesa yaitu sahabat baiknya.
Hampir membutuhkan waktu setengah jam akhirnya Bara sampai.
Bara keluar dari mobil ketika sudah memarkirkan mobilnya. Setelah itu Bara berjalan menuju ballroom di mana pesta diadakan.
Ketika Bara masuk, mata Bara di suguhkan dengan pemandangan orang-orang yang sedang asik berbicara tentang bisnis. Hingga tiba-tiba ada seseorang yang memeluk Bara dari belakang.
“Bara, kenapa kamu nggak bilang kalau datang ke acara ini sih.” Bara pun segera berbalik ketika mendengar suara Yura.
“Kamu juga datang?” tanya Bara sembari melepaskan pelukkan Yura padanya, tapi tangan Bara menggenggam tangan Yura lembut.
“Iya, aku datang sama papah dan mamah.”
“Kalau kamu bilang datang ke acara ini, kan aku bisa berangkat bareng sama kamu.”“Aku juga datang dadakan Ra.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...