Kebingungan

182 55 1
                                    

"Angkasa, file bahan rapat sudah gue kirim ke email lo. Gue hari ini nggak bisa ke sekolah, bokap gue lagi sakit." Ujar Baretha di telpon.

"Oke, gue bisa ngurus sendiri. Lo fokus aja sama bokap nyokap lo." Angkasa memaklumi situasi Baretha sekarang.

"Makasih Sa, kalau gitu gue tutup dulu."

"Iya Baretha sama-sama." Panggilan Angkasa pun terputus, setelah itu Baretha meletakkan handphonenya di atas meja.

Kemudian Baretha membawa nampan yang berisi sarapan, Baretha berjalan menuju kamar orang tuanya.

Baretha membuka kamar orang tuanya dan ternyata Ani baru saja selesai memberikan obat pada Sam. Baretha berjalan mendekati orang tuanya, dan meletakkan nampan sarapan di atas meja.

"Ayah sama bunda sarapan dulu." Ucap Baretha dan sekarang duduk di atas tempat tidur sambil memijat kaki Sam.

"Kamu nggak ke sekolah sayang?" Tanya Ani ketika melihat Baretha yang mengenakan pakaian santai.

"Retha izin, jadi Baretha di rumah aja nemanin ayah sama bunda."

"Bunda bisa kok jaga ayah, kan bentar lagi kamu ujian masa kamu izin sih."

"Nggak papa, Baretha masih bisa liat catatan punya Ratu kok bun."

"Yaudah, kamu bisa ngelakuin apapun yang kamu mau." Ani mengusap kepala Baretha dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

"Baretha, apa kamu sibuk sayang?" Tanya Sam sembari tersenyum.

"Nggak ayah." Jawab Baretha.

"Ambilkan hasil lab ayah di rumah sakit di tempat David."

"Baiklah ayah, Baretha berangkat dulu."

"Hati-hati nak." Baretha pun menyalami tangan kedua tangan orang tuanya.

Setelah itu Baretha keluar dan mengambil kunci mobil dan jaket denimnya. Baretha masuk ke dalam mobil dan langsung mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.

Baretha mengendarai mobilnya dengan santai hingga Baretha tidak sengaja melihat mobil David yang berbelok menuju pemakaman.

Baretha yang penasaran pun mengikuti dan memarkir mobilnya cukup jauh. Baretha keluar dari mobil dan bersembunyi di balik pohon besar.

"Kak David ke makam siapa?" Baretha tidak pernah tau bahwa ada kerabat David yang meninggal di Indonesia.

Terlihat David sedang mencium batu nisan yang terlihat sangat terawat. Kemudian David berjalan ke makam yang berada tidak jauh dari makam pertama yang di kunjunginya.

Saat David berdiri tepat di makam ke-dua yang dia kunjungi tanpa aba-aba David melempar buket bunga itu dengan kasar ke atas makam tersebut.

"Kenapa kak David terlihat sangat marah, makam siapa itu sebenarnya." Baretha terkejut dengan tindakan David.

Setelah beberapa menit kemudian David pun beranjak pergi meninggalkan pemakaman, sedangkan Baretha keluar dari persembunyiannya setelah memastikan David sudah pergi.

Baretha berjalan menuju makam pertama yang di kunjungi oleh David, Baretha membaca nama yang tertulis di batu nisan itu. Nama itu adalah Gio Mahesa, Baretha penasaran dengan makam yang memiliki nama belakang yang sama dengan David.

"Tanggal wafatnya udah lama, jadi ini siapa? Apa jangan-jangan ini ayah kak David?" Baretha mengusap pelan batu nisan itu.

Baretha sangat kebingungan dengan hal ini selama bertahun-tahun Baretha mengenal David, Baretha tidak mengetahui tentang siapa ayahnya David.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang