Terlihat Bara dan Yura sedang makan bersama di sebuah restoran, nampak wajah Yura yang sangat senang ketika Bara menyuapkan makanan penutup padanya.
Yura sangat senang melihat Bara yang memperlakukan dirinya sangat manis seperti ini.
“Kita udah jarang banget bisa makan berdua kaya gini Bar.” Ujar Yura.
“Maaf aku terlalu sibuk. Apa sekarang kamu senang?” Bara mencubit hidung Yura.
“Senang banget! Karena hanya aku yang bisa mendapatkan perlakuan manis dari sosok Bara.”
“Kan kamu pacar aku, jadi cuman sama kamu aja aku bersikap seperti ini.”
“Benaran? Terus kenapa Baretha bisa manggil kamu akrab gitu?” tanya Yura dan sontak membuat Bara terdiam terkejut mendengarnya.
Bara bingung harus menjawab apa atas pertanyaan dari Yura itu, Bara merasa tidak mungkin akan mengatakan hal sebenarnya tentang Baretha pada Yura.
Karena Bara tau bahwa Yura tidak suka jika ada perempuan lain mendekati dirinya.
Yura mempunyai sifat yang sangat pencemburu, dan hal itulah yang membuat Bara selalu menjaga jarak dengan perempuan siapapun selain dari Yura.
Bara juga sangat menyanyangi Yura karena itu Bara selalu bersikap dingin pada perempuan yang mendekatinya, cara itulah yang terbaik untuk menjaga perasaan dan hati Yura.
“Kenapa kita jadi bahas Baretha? Bukankah hari ini adalah waktu kita berdua?” Bara mencoba mengalih pembicaraan.
“Kan aku nanya, kenapa kamu malah balik nanya Bar?” terlihat wajah Yura yang berubah menjadi kesal.
“Apa kamu tidak percaya? Padahal kamu sendiri tau kalau aku tidak pernah bersikap baik dengan perempuan lain selain kamu Ra.”
“Tapi Baretha terlihat dekat sama kamu Bara! Aku nggak suka kalau dia dekatin kamu!”
“CUKUP! Lo seharusnya tau Ra kalau gue ngejaga hati lo dengan baik. Tapi lo selalu curigain gue sama cewek lain! Gue muak sama sikap lo itu Ra!” Bara membanting sendok hingga membuat Yura terkejut dengan mata yang memerah.
Yura pun sadar bahwa sekarang Bara dalam keadaan sangat marah, karena jika Bara sedang marah padanya maka Bara akan mengubah sebutan “Aku Kamu menjadi Lo Gue.”
Setelah itu Bara bangun dari tempat duduknya dan hendak beranjak pergi.
“Bara tunggu...” Yura menahan tangan Bara tapi tanpa terduga Bara menghempaskan tangan Yura dengan kasar.
“Ra, cobalah mengerti posisi gue. Lo selalu bersikap seperti ini seakan lo nggak percaya dengan perasaan gue ke lo. Lo harus intropeksi diri lo sendiri Ra.” Setelah mengatakan hal itu, Bara pun pergi meninggalkan Yura.
“Bara tunggu! Bara maafin aku!” Yura berlari mengejar Bara ke parkiran.
Saat Bara sudah menaiki motornya, Yura pun berlari menghampiri Bara tapi Bara sudah lebih dulu pergi membawa motornya dengan kecepatan tinggi.
Yura hanya bisa menangis melihat Bara pergi meninggalkan dirinya dengan perasaan yang sangat marah.
Sedangkan Bara mengendarai motornya dengan kecepatan yang sangat kencang tanpa memperdulikan pengguna jalan yang lainnya.
Bara melaju kencang hingga berada di tikungan tajam, tanpa di duga ada sebuah motor matic berwarna pink berada di depannya.
Bara yang tidak sempat mengerem motornya alhasil Bara menabrak motor di depannya itu. Pengguna motor itu pun jatuh dari motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...