Setelah turun dari pesawat, Bara dan kedua temannya langsung pergi menuju rumah sakit dimana Aslan di rawat.
Hampir menempuh perjalanan selama 30 menit karena macet, akhirnya mereka bertiga pun sampai di rumah sakit.
Bara melangkah kakinya dengan langkah besar menuju ruangan Aslan dengan di ikuti Rafa dan Elvano di belakang.
"Gimana keadaan Aslan?" Tanya Bara pada Hasta yang berdiri bersama Aldi di depan ruangan Aslan.
"Kaki Aslan mengalami keretakan dan mengalami gegar otak ringan." Jelas Hasta.
"Aslan kecelakaan tunggal atau apa?"
"Mobil yang menabrak Aslan sedang dalam pencarian polisi. Untungnya Aslan masih pakai sabuk pengaman."
"Syukurlah, apa lo udah ngabar Ratu sama orang tuanya Aslan tentang keadaan Aslan? Mereka harus tau keadaan Aslan."
"Sudah gue kabarin, bentar lagi orang tua Aslan sampai. Kalau Ratu besok bisa datang, karena Ratu ada di Bandung. Aslan kecelakaan juga setelah mengantar Ratu ke Bandung." Sahut Aldi.
Bara pun merasa aneh dengan kecelakaan yang di alami oleh Aslan. Bara merasa kecelakaan Aslan alami hampir sama dengan kecelakaan Yuda dulu.
"Gue mau masuk bentar, mau ngomong sama Aslan berdua." Ujar Bara dan langsung masuk ke dalam ruangan Aslan.
Aldi menatap Bara dengan penuh selidik, Aldi merasa bahwa ada sesuatu yang di sembunyikan Bara darinya.
Saat Bara masuk ke dalam ruangan, Aslan terbaring dengan keadaan sadar dan menyambut Bara dengan sapaan tangan.
"Sorry, gara-gara gue lo harus pulang capat dari Australia. Seharusnya lo bisa menghabiskan waktu lebih banyak sama Baretha." Ujar Aslan sembari berusaha untuk duduk.
Bara pun dengan cepat membantu Aslan untuk duduk. Kemudian Bara duduk di samping brankar Aslan dengan wajah datar.
Aslan sudah mengetahui bahwa Bara menemukan Baretha di Australia. Tapi karena mendapatkan kabar Aslan kecelakaan, Bara langsung pulang.
"Bagaimana bisa ini semua terjadi?" Tanya Bara.
"Gue nggak tau, tapi ada satu mobil yang sengaja nabrak mobil gue. Ada yang mau gue kasih tau ke lo dan ini nggak gue kasih tau ke lain." Seketika Bara pun menjadi penasaran dengan ucapan Aslan.
"Apa?"
"Waktu kecelakaan itu gue masih keadaan setengah sadar. Tapi gue masih bisa dengar dengan jelas ada orang yang ngebisikin gue buat ngejauhin Baretha."
"Apa lo liat orang?"
"Nggak, karena waktu itu orang banyak banget nolongin gue. Gue nggak tau yang mana orang ngebisikin gue itu."
"Jadi maksud lo kecelakaan ini adalah sebuah ancaman buat ngejaga jarak pada Baretha."
"Yap! Dugaan gue kaya gitu. Lo pasti bisa nebak siapa dalang kecelakaan ini, karena konsep kecelakaannya sama seperti insiden kecelakaan Esa."
"David, sepertinya dia mencari sambaran api yang besar dari kita."
"Dia kayanya masih dendam sama lo Bar." Aslan menduga bahwa David masih menyimpan dendam pada Bara.
Karena Baretha dulu sangat mementingkan dan menganggap Bara adalah teman berharganya, David yang selalu ada untuk Baretha pun tidak bisa mendapatkan posisi istimewa seperti Bara di hidup Baretha.
Bara pun seketika memikirkan keadaan Baretha sekarang, karena Bara khawatir bahwa David yang berbahaya masih berada di sekitar Baretha.
Bara sangat tau bahwa David adalah orang yang sangat nekat, bahkan sekarang David sudah melakukan dua tindakan kriminal yaitu melenyapkan nyawa Yuda dan sekarang kecelakaan dengan sengaja pada Aslan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...