"Bara! Gue bilang berhenti! Lo udah gila apa?!" Baretha memukul lengan Bara berkali-kali saat Bara mengendarai mobil dengan ugal-ugalan.
Wajah Bara langsung mengeras dan tanpa aba-aba Bara menginjak rem sehingga membuat kepala Baretha terbentur dasbor.
"Akhh!" Ringis Baretha sambil memegang kepalannya, tapi seketika Baretha merasakan ada yang mengalir di kepalanya.
Ternyata itu darah yang keluar dari kepalanya akibat benturan tadi. Bara yang melihat darah itu pun terkejut, saat Bara hendak menyentuh kepala Baretha dengan cepat Baretha menghindar.
"Cukup! Gue juga bisa marah sama lo Bar. Atas dasar apa lo bilang gue yang buat Hasta masuk penjara?!"
"Kalau bukan lo, terus bagaimana caranya lo tau kalau Hasta di penjara?! Lo sama David sama-sama licik!"
"Gue tau karena gue dengar percakapan Aslan di telpon sama Elvano. Apa di mata lo gue serendah itu buat teman gue sengsara?"
"Apa yang bisa gue percaya sama lo? Bahkan gue nggak percaya sama David!" Mata Baretha berkacaca-kaca saat mendengar ucapan Bara.
"A-apa? Jadi selama ini gue yang salah, gue terlalu hanyut masuk ke dunia fiksi. Gue mengira lo akan mempercayai gue layaknya teman." Baretha menatap Bara penuh kekecewan.
Hati Bara tiba-tiba merasakan perasaan tidak bisa di jelaskan, ini pertama kalinya Bara melihat sorot mata penuh kekecewaan.
"Baretha, gue-"
"Gue mau pulang." Baretha langsung keluar dari mobil Bara. Bara hendak meraih tangan Baretha tapi Baretha sudah lebih dulu keluar.
Bara segera keluar dari mobil dan mengejar Baretha, tapi Baretha sudah masuk ke dalam mobil taksi. Mobil taksi itu pun sudah berjalan dan Bara tidak bisa mengejarnya.
"Sial!" Bara geram dan menendang botol mineral yang ada di dekat kakinya.
Perasaan gelisah merasuki diri Bara, Bara khawatir dengan Baretha yang pergi dengan keadaan yang sangat kacau.
Bara segera masuk ke dalam mobil dan menuju markasnya untuk menenangkan dirinya sendiri. Sekarang Bara tidak bisa berpikir dengan jernih.
Bara melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan membuat Bara tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di markas.
Setelah memarkirkan mobilnya, Bara masuk ke dalam markas dan berjalan menuju tempat samsak yang ada di markas.
Bara memukul membabi buta samsak itu tanpa memperdulikan nafasnya yang terengah-engah. Hingga pintu markas terbuka menampakkan sosok Aldi dengan melipat tangan di depan dadanya.
"Apa cewek tadi yang buat lo kaya gini?" tembak Aldi dan langsung membuat Bara terdiam seketika.
"Bukan urusan lo!" ujar Bara seraya berjalan menuju meja mengambil botol mineralnya.
"Baretha bisa buat lo segila ini, cewek paling langka."
"Jangan sebut cewek itu lagi."
"Kenapa?"
"Dia hanya orang asing." ucap Bara.
Aldi hanya tersenyum tipis ketika mendengar jawaban Bara, Aldi bisa melihat bahwa apa yang di ucapkan oleh Bara tadi semua hanyalah bohong.
Aldi berjalan menghampiri Bara, tangan Aldi menepuk pundak Bara.
"Apakah Baretha yang bebasin Hasta?" tanya Aldi dan membuat Bara terkejut.
"Bagaimana lo bisa tau?" ujar Bara dengan wajah yang terkejut.
"Jadi dia orangnya." Aldi hanya menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Ficção AdolescenteBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...