"Baretha!" Rafa memanggil Baretha dan Baretha hanya bisa terdiam melihat keadaan Rafa sekarang.
Serangan panik Baretha pun kambuh dan Baretha mengalami kesulitan untuk bernapas. Rafa pun khawatir langsung berlari menuju Baretha yang sudah terduduk.
Tapi dari arah kanan tiba-tiba sebuah mobil hitam melaju dengan cepat dan menabrak Rafa hingga tubuh Rafa terpental. Baretha yang melihat secara langsung itu, matanya pun membulat.
Sedangkan mobil lain yaitu mobil Leo dengan arah berlawanan menabrakan mobilnya pada mobil yang baru saja menabrak Rafa.
"Rafa...Rafa...RAFA!!!" Kaki Baretha yang gemetar berusaha berdiri dan Baretha berlari menuju Rafa yang tergeletak meski berkali-kali Baretha terjatuh.
"Rafa lo harus sadar, gue akan bawa lo ke rumah sakit." Baretha menaruh kepala Rafa di atas pangkuannya.
Sedangkan di mobil, Leo dan Devan dengan cepat keluar dari mobil. Mereka berdua langsung membuka paksa pintu mobil yang menabrak Rafa, dan orang yang menabrak Rafa adalah David.
"Rafa dengarin gue, lo harus bisa bertahan." Ucap Baretha dan tidak lama kemudian Bara datang.
Bara terkejut melihat sahabatnya yang bersimbah darah, tidak lama kemudiam polisi datang dan segera menangkap David.
"Baretha lo tenang dulu, Rafa pasti baik-baik aja." Bara memeluk Baretha untuk menenangkannya.
"Bara, Rafa dari tadi diam aja. Gue takut Bara." Baretha mengeratkan pelukannya pada Bara.
"Sekarang kita bawa dulu Rafa ke rumah sakit." Baretha pun menganggukan kepalanya.
Setelah itu Bara mengangkat tubuh Rafa dengan bantuan Devan dan Leo. Mereka memasukkan Rafa ke dalam mobil Leo, Baretha ikut masuk dan menemani Rafa sambil menggenggam erat tangan Rafa.
Leo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Bara dan Devan pun khawatir dengan keadaan Rafa.
Mata Bara melihat ke arah tangan Baretha yang sudah di penuhi dengan darah Rafa, tangan Baretha gemetar itu pun tidak luput dari pandangan Bara.
Tidak lama kemudian mereka pun sampai, Rafa segera di bawa ke dalam ruangan operasi dengan brankar. Tangan Baretha tidak terlepas dari tangan Rafa.
Hingga Rafa masuk ke dalam ruangan operasi tangan Baretha pun terlepas dari tangan Rafa. Leo yang melihat Baretha tertekan pun langsung memeluk adik perempuannya itu dan seketika tangisan Baretha pun pecah.
"Bar, sebaiknya kabarin orangtua Rafa sekarang dan teman-teman lo yang lain. Biar gue yang urus David di kantor polisi." Devan menepuk pundak Bara.
"Oke, thanks udah bantu dalam masalah ini." Ujar Bara.
"Lagi pula gue lagi nebus dosa gue sama Yuda. Jadi ini udah tugas gue."
"Lo juga korban di sini Dev, ini semua karena manipulasi David sama lo."
"Ya, lo benar." Sejenak Devan menatap Baretha yang menangis dalam pelukan Leo.
"Kalau gitu gue pergi ke kantor polisi dulu." Pamit Devan dan Bara pun menganggukan kepalannya.
Setelah itu Bara menjauh dari ruangan operasi untuk menghubungi orangtua Rafa dan sahabat-sahabatnya.
Sedangkan sekarang Leo membawa Baretha untuk duduk, wajah pucat Baretha mengatakan segalanya. Baretha tidak mengeluarkan ekspresi apapun setelah menumpahkan air matanya.
"Baretha tenanglah, semua sudah berakhir. David akan mendapatkan balasannya, abang sudah nyerahkan semua bukti yang bisa memberatkan hukuman David." Leo menggenggam tangan Baretha yang penuh darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...