"Retha lo belum pulang?" tanya Aslan saat melihat Baretha masih duduk di atas motor matic pinknya.
Aslan, Bara dan Rafa yang baru saja selesai bermain basket sekarang menatap Baretha heran kenapa belum pulang padahal waktu pulangan sudah berlalu 20 menit yang lalu.
Bara hanya diam menatap sekilas Baretha dan setelah itu melanjutkan membalas pesan Yura di handphonenya.
"Gue lagi nunggu Hasta." Sahut Baretha dan sontak Bara langsung menatap Baretha.
"Mau kemana lo berdua?"
"Jalan terus makan-makan, Hasta kayanya lagi banyak pikiran makanya gue mau nemanin dia."
"Dekat banget sih lo sama Hasta?"
"Kan dia teman gue As." Baretha menjawab dengan senyuman manis.
Bara seketika tertegun mendengar ucapan Baretha, Bara pertama kalinya menemukan perempuan yang seperti Baretha. Berteman dengan cowok tanpa ada menyangkut perasaan apapun.
Bara menatap Baretha dengan tatapan yang sulit diartikan, sorot mata penuh pertanyaan di mata Bara tidak luput dari pandangan Rafa.
Sedari tadi Rafa melihat Bara yang menatap Baretha, hingga Bara berjalan pelan ke arah Baretha.
"Retha!" teriak Hasta dari gerbang pintu gerbang sekolahnya.
Seketika Bara pun menghentikan langkahnya, Baretha dan yang lain pun menatap ke arah gerbang melihat sosok Hasta yang melambaikan tangannya ke arah Baretha dengan senyuman manisnya.
"Nah itu Hasta, yaudah gue duluan ya. Kalian bertiga pulangnya hati-hati." Ujar Baretha dan segera memakaikan helm. Setelah itu Baretha membawa motornya ke arah Hasta berada.
Mata Bara tidak lepas dari Baretha hingga Baretha dan Hasta pergi dari sekolahan.
Aslan dan Rafa sadar bahwa Bara menatap Baretha dengan tatapan yang tidak biasanya, mereka berdua pun saling melempar pandang.
"Kayanya Hasta beneran suka sama Baretha." Ucap Rafa.
"Siapa yang nggak suka sama modelan Baretha, udah cantik baik lagi. Wajar kalau Hasta suka sama dia." Aslan menyerigai ke arag Bara, dan Bara pun hanya menatap datar Aslan.
"Buruan, kita harus ke markas sekarang." Bara berjalan menuju motornya terparkir seraya menghindar dari tatapan Aslan.
"Rafa lo mau nggak taruhan sama gue?" tanya Aslan sambil merangkul pundak Rafa.
"Taruhan apa?" Rafa pun mulai penasaran.
"Taruhan dalam 5 bulan Bara bakalan suka sama Baretha. Kalau gue kalah gue akan nyerahin motor KTM RC 250 gue buat lo tapi kalau gue menang lo harus belikan 2 tiket liburan ke Australia buat gue."
"WHAT?! LO GILA AS?! Lo kira murah tiket liburan."
"Apa lo takut?"
"Oke gue setuju sama taruhan ini, tapi gue yakin Bara nggak bakalan suka sama Baretha. Lo sendiri juga tau kalau Bara sangat menyanyangi Yura." Ucap Rafa.
Aslan pun tertawa kecil sambil melihat Bara yang sedang mengenakan helm di atas motornya.
Entah kenapa Aslan ingin membuat taruhan itu setelah melihat Bara yang menatap Baretha tadi.
"Lo nggak tau apa saja perubahan di masa depan nanti, termasuk perasaan seseorang." Ucap Aslan pelan tapi masih bisa terdengar oleh Rafa.
"Kalau itu perubahan, gue nggak yakin kalau perubahan itu bisa berdampak baik buat mereka berdua." Ujar Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...