Hari ini Baretha meminta ijin dengan orang tuanya untuk tidak berhadir ke sekolah dengan alasan kecapean.
Setelah orang tuanya pergi, Baretha keluar dari kamar dengan pakaian serba hitam. Baretha mengenakan celana dan hoodie berwarna hitam.
Bahkan Baretha mengenakan masker hitam dan topi hitam untuk menutupi wajahnya. Sekarang Baretha menuju garasi mobilnya.
Baretha masuk ke dalam mobil dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit David berkerja.
"Gue harus mencari tau sendiri tentang kak David. Gue akan percaya dengan apa yang gue lihat dan mendengar sendiri." Ucap Baretha dengan perasaan takut.
Setelah itu Baretha menghentikan mobilnya di samping rumah sakit dan menunggu mobil David keluar dari rumah sakit.
Baretha merasa apa yang dilakukannya ini adalah salah, karena dirinya sudah meragukan kebaikan dari David. Tapi Baretha juga merasa ini sangatlah penting untuk mengetahuinya.
Di saat Baretha fokus melihat ke arah rumah sakit tiba-tiba handphonenya berdering karena Bara yang tiba-tiba menelponnya.
"Ada apa Bar?" Tanya Baretha saat mengangkat telpon dari Bara.
"LO DIMANA?!" sambar Bara hingga membuat Baretha terkejut.
"Bara ngomongnya jangan pakai urat, gue masih dengar kok."
"Lo kenapa hari ini nggak datang ke sekolah?"
"Ada urusan penting yang harus gue urusin."
"Urusan apa?"
"Gue- OH TIDAK!" Pekik Baretha saat melihat mobil David yang sudah keluar.
"Lo kenapa Baretha?!" Terdengar suara Bara di seberang sana sangat khawatir.
"Bar, nanti gue hubungin lagi." Baretha langsung memutuskan panggilan itu dan dengan cepat mengejar mobil David.
Sedangkan Bara yang ada di sekolah pun seketika khawatir. Bara sangat penasaran dengan urusan apa yang sangat penting hingga membuat Baretha tidak berhadir ke sekolah.
"Apa kata Baretha?" Tanya Ratu yang ada di samping Bara.
"Gue nggak tau." Ucap Bara.
"Lah? Terus lo berdua ngomong apa njirrr?!"
"Gue nggak tau Ratu, dia cuman bilang kalau dia ada urusan penting."
"Urusan penting apa?"
"Gue nggak tau."
"Apa ada kata selain GUE NGGAK TAU?"
"Nggak." Bara pun langsung berjalan meninggalkan Ratu yang berdiri dengan wajah melongonya.
"BARA!!!" Teriak Ratu tapi di abaikan oleh Bara.
Bara berjalan menyusuri koridor dengan wajah datarnya. Bara merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Baretha.
Bara khawatir jika Baretha melakukan hal aneh yang akan menyakiti dirinya sendiri.
Di saat Bara melamun tiba-tiba Aslan dari arah belakang menepuk pundaknya hingga membuat Bara kembali tersadar.
"Lo kenapa?" Tanya Aslan yang merasa Bara sedang merasa khawatir dengan sesuatu.
"As, menurut lo apa Baretha bisa melakukan hal yang berbahaya?"
"Maksud lo?"
"Apa selama ini Baretha pernah melakukan hal membahayakan dirinya sendiri?"
"Pernah, waktu insiden kecelakaan itu. Karena rasa trauma dan rasa bersalah, Baretha pernah ingin mengakhir hidupnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...