"Bara, tolong bawa kertas ujian ini ke ruangan saya." Ujar ibu Hera yang menjadi dosen mata kuliah terakhir hari ini.
"Baik bu." Jawab Bara singkat.
Kemudian ibu Hera pun keluar dari kelas dan Bara pun bersiap membawa kertas ujian itu ke ruang dosen.
Bara membawa kertas ujian itu dan berjalan tanpa ekspresi, banyak perempuan yang mencuri pandang melihat wajah Bara yang tampan.
Bara adalah mahasiswa teknik informatika yang sangat di kagumi, nilai akademik yang bagus membuat Bara menjadi incaran para mahasiswi.
Tapi karena Bara mengatakan dengan tegas bahwa dirinya memeliki pacar membuat perempuan yang lain patah hati.
"Gue harus jenguk Aslan habis ini." Ucap Bara sambil berjalan.
Aslan sudah di rawat selama satu bulan, dan sekarang dalam pemulihan karena Aslan harus berjalan menggunakan tongkat.
"Eh lo liat nggak tadi ada cewek cantik di fakuktas kedokteran yang rambutnya kebiru-biruan gitu." Langkah Bara seketika terhenti ketika melewati segerombolan anak laki-laki di koridor.
"Mukanya cantik banget, tapi datar banget njirrr!"
"Katanya dia jadi asdos di jurusan forensik, gila cantik banget ceweknya!"
"Kenapa di jurusan gue nggak ada cewek cantik kaya gitu coba."
"Gue harus pacarin dia pokoknya!" Sontak Bara langsung menarik baju laki-laki itu dengan kasar sehingga semua orang terkejut.
"Dimana lo liat cewek itu? Jawab gue atau motor lo hancur di tangan gue?!" Ancam Bara dengan sorot mata tajam menitimidasi.
"Ap-apaan sih lo Bara, kalau nanya sa-santai aja dong. Gue liat dia di koridor fakultas kedokteran." Jawab laki-laki itu tergagap-gagap.
Kemudian Bara pun melepaskan cengkraman tangannya di baju laki-laki itu, setelah itu Bara memberikan tumpukan kertas ujian itu pada laki-laki tersebut.
"Antar ini ke meja ibu Hera." Ujar Bara dan langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan tatapan terkejut dengan apa yang barusan Bara lakukan.
"Gila banget tuh Bara!" Laki-laki itu hanya bisa menatapa punggung Bara dengan takut.
Sedangkan Bara berlari tergesa-gesa menuju fakultas kedokteran untuk memastikan dengan apa yang ada di pikirannya.
Bara berlari sambil melihat di sekitar mencari seseorang yang dia pikir ada di dekatnya. Hingga Bara berhenti ketika melihat seorang perempuan dengan rambut hitam kebiruan terurai indah.
Perempuan itu adalah Baretha, Baretha yang sedang berbicang dengan seorang dosen yang sembari mengeluarkan senyuman manis membuat Bara tertegun.
Hingga dosen itu meninggalkan Baretha, Bara dengan cepat menghampiri Baretha dan menarik tangan Baretha.
"Bara?!" Baretha terkejut saat Bara yang tiba-tiba menarik tangannya.
"Baretha, bagaimana bisa kamu ada di sini?" Tanya Bara tanpa melepaskan tangannya dari tangan Baretha.
"Kamu kuliah di sini?!"
"Jawab pertanyaan aku Baretha." Melihat wajah Bara yang begitu serius membuat Baretha takut.
Orang-orang yang di koridor pun menatap mereka berdua tatapan penuh heran dan hal itu membuat Baretha tidak nyaman.
Baretha tanpa sadar menarik tangan Bara untuk pergi dari koridor dan berjalan menuju taman. Bara hanya diam menatap genggaman tangan Baretha yang sekarang terasa sangat nyata untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...