"Baretha kamu dari mana, kakak khawatir sama kamu." Tanya David saat melihat Baretha yang baru saja datang dari belakangnya.
"Aku tadi ke toilet, maaf kalau bikin kakak khawatir." Ujar Baretha dengan wajah yang masih syok saat mengingat ucapan Bara padanya.
"Kamu kenapa? Muka kamu pucat Baretha."
"Aku sedikit pusing kak David."
"Kamu sakit?! Kenapa nggak bilang sama kakak, kalau seperti ini kakak nggak ngajak kamu ke sini." David memeluk Baretha dengan perasaan yang khawatir.
Dari kejauhan Bara melihat David yang memeluk Baretha pun mengepal kedua tangannya. Bara sangat marah melihat hal itu tapi Bara tau sekarang bukan situasi yang tepat untuk marah.
Kemudian Bara memilih meninggalkan ruang pesta dan berjalan menuju sebuah ruangan lain yang cukup jauh. Saat Bara membuka pintu, terlihat Aldi dan Elvano berdiri di dalam ruangan itu.
"Bagaimana? Apa lo sudah ketemu sama Baretha?" Tanya Elvano.
"Gue sudah ketemu dia tapi si bangsat mengganggu waktu gue." Wajah Bara terlihat masih sangat kesal saat mengingat David yang memeluk Baretha.
"Apa David sempat liat lo?!"
"Nggak, kalau bukan karena hal ini gue bisa aja ngabisin dia secara langsung."
"Sabar, ntar ada waktunya lo bisa banting tuh orang."
"Sekarang gue lebih mikirin Baretha, gue takut Baretha tertekan karena masalah ini. Gue takut jika sosok Felix akan kembali ke diri Baretha." Ucapan Bara pun sontak membuat Elvano terdiam.
Elvano sadar bahwa apa yang mereka hadapi ini sekarang pasti akan membuat mental Baretha kembali terguncang. Rasa bersalah yang membebani Baretha bisa saja menjadi boomerang untuk diri Baretha itu sendiri.
Bahkan Elvano tidak menduga bahwa Baretha sudah mengingat segalanya. Sampai detik ini Elvano tidak ada kesempatan untuk menemui Baretha secara langsung, Baretha seakan membatasi dirinya dengan orang lain.
"Apa lo sudah nemukan bukti tentang David di kantor bokap lo?" Tanya Bara pada Aldi.
"Tadi gue sempat ngambil ini dari kantor bokap gue." Aldi memberikan catatan transaksi trasfer uang pada rekening David.
"150 juta? Kenapa bokap lo transfer duit sebanyak itu ke David?" Bara terkejut melihat nominal yang sangat banyak di catatan transaksi itu.
"Gue nggak tau, tapi bokap gue bukan orang yang mudah terlibat dengan orang kotor seperti David tanpa adanya alasan yang tepat."
"Jadi maksud lo, bokap lo sekarang sedang di ancam?"
"Ya, terlebih lagi David adalah cucu tertua di keluarga Mahesa. Mungkin saja David sedang mengancang bokap gue untuk mendapatkan hak dia di keluarga Mahesa." Mendengar penjelasan Aldi, Bara pun teringat dengan ucapan David beberapa saat yang lalu.
Bara semakin yakin dengan apa yang di ucapkan David beberapa saat yang lalu.
Dugaan Bara adalah David ingin mengambil alih perusahaan Mahesa dengan cara memaksa dan memanipulasi ayahnya Aldi.
"Bar, apa lo nggak curiga sama Baretha?" Tanya Aldi dan seketika Bara pun mengerutkan keningnya.
"Apa maksud lo?"
"Apa tujuan Baretha ada disini? Gue takut Baretha digunakan oleh David untuk pengalihan ke acara ini. Apa lo nggak masalah jika nanti Baretha akan jadi musuh lo?"
"Kali ini gue percaya sama Baretha, gue nggak akan mengulang kesalahan gue kaya dulu sewaktu gue nuduh dia dalam kasus Hasta." Bara tidak ingin melakukan kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...